[lintasjabar] DPD KNPI Jawa Barat akhirnya angkat bicara soal polemik rumah deret Tamansari Bandung. Sepenuhnya KNPI mendukung pemerintah Kota Bandung merealisasikan pembangunan rumah deret tersebut.
Ketua KNPI DPD Jabar, Rio F Wilantala mengatakan, pihaknya mengutuk keras pihak-pihak yang memanfaatkan polemik ini.
“Kita harus memberikan kesempatan pada pemerintah kota Bandung yang sedang berupaya menyelesaikan rumah deret ini. Jangan terus diganggu,” kata Rio pada media, Minggu ( 02/02/2020).
[xyz-ips snippet=”bacajuga”]
Lanjut Rio, pada dasarnya soal rumah deret ini sudah selesai dan didukung mayoritas warga Tamansari.
“Warga asli disana juga sudah jelas mendukung. 95 persen warganya mendukung, sekarang apalagi yang dipermasalahkan,” ujar Rio.
Lanjut Rio, pihaknya mendukung pembangunan rumah deret tersebut.
“Sepanjang itu sesuai aturan. Kami yakin, Pemerintah Kota Bandung sudah sangat faham dengan itu. Jangan lupa, warga butuh rumah layak huni dan sehat, itu kan sinergis dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat Tamansari,” tegas Rio
Sebelumnya, sebanyak 185 Kepala Keluarga (KK) di RW 11 Kelurahan Tamansari yang setuju dengan program rumah deret mulai gerah lantaran pembangunan hunian baru belum kunjung dimulai. Untuk itu, mereka menggelar deklarasi di bekas reruntuhan rumahnya guna menuntut agar pembangunan rumah deret Tamansari segera dimulai.
Dalam deklarasinya, warga RW 11 Tamansari menuntut Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung agar bisa segera merealisasikan pembangunan rumah deret. Warga juga meminta aparat keamanan untuk berani mengambil tindakan terhadap pihak di luar warga RW 11 Tamansari. Warga tersebut disinyalir ikut menghambat pembangunan rumah deret.
“Kami mendesak Pemkot Bandung untuk segera membangun rumah deret. Karena jelas sebelumnya kami menempati tempat tinggal yang menurut kami juga tidak layak, seperti ada satu rumah tinggal 4 sampai 7 KK. Belum lagi masalah sanitasi, drainase dan sebagainya. Pokoknya kita ingin menata kehidupan lebih baik lagi,” ucap Yoyo Suharyo, perwakilan Warga RW 11 Tamansari, saat itu. (Red)