50 Pengurus Katalia Hadir di Perhelatan Akbar “Wanita Berkebaya 2020”

[lintasjabar tkp=”Jogjakarta”] Sangat elegan dan cantik! Begitulah pemandangan yang ditampilkan pada acara “Wanita Berkebaya 2020” yang digelar dan dipusatkan di Sleman City Hall (SCH), Sleman-Jogjakarta, Kamis (20/02/2020).

Peserta “Wanita Berkebaya 2020”

Bukan hanya itu, sebanyak 2.600 peserta wanita berkebaya itu pun menorehkan catatan sejarah sebagai pemecah rekor dunia baru dengan wanita berbusana kebaya terbanyak. Rekor dunia tersebut dicatat oleh Royal World Record yang berpusat di Inggris, bahkan lembaga ini juga bekerjasama dengan institusi yang terafiliasi dengan World Peace Commission di bawah UN Peace.

Acara yang digagas Masyarakat Adat Nusantara (MATRA) itu pun menggandeng Srikandi Masyarakat Adat Nusantara (SRITA) dan DPD Tiara Kusuma DIY dengan mengusung tema ‘Cultural Diversity and World Peace’.

[xyz-ips snippet=”bacajuga”]

Namun, disamping pemecahan rekor dunia, ada pesan moral yang disampaikan pada perhelatan akbar tersebut. Acara yang didominasi para kaum hawa yang diikuti usia mulai anak-anak hingga dewasa ini juga membawa pesan perdamaian bagi dunia.

“Ajang ini bukan hanya soal pemecahan rekor. Namun pemecahan rekor tersebut juga untuk membawa pesan perdamaian dunia. Dengan batik Nusantara untuk perdamaian dunia,” terang Ketua Panitia 2020 Wanita Berkebaya Raden Ayu Diah Purnamasari Zuhair kepada awak media.

Berkaitan dengan tahun 2020, maka pada awalnya seluruh peserta yang mengikuti acara akan berjumlah 2.020, namun karena animo yang begitu besar maka jumlah peserta akhirnya membludak dan melebihi terget yang direncanakan semula. Peserta pun tidak sedikit diikuti dari beberapa benua Asia, Eropa hingga Afrika.

[xyz-ips snippet=”bacajuga”]

Sedang menurut Dewan Pakar MATRA, Penasihat SRITA, serta Ketua DPW Tiara Kusuma DIY GKRAt Anglingkusumo bahwa kegiatan ini sebagai upaya untuk mengangkat kembali kebaya sebagai busana nasional Indonesia.

“Sejak 1983 kebaya disepakati sebagai pakaian identitas wanita Indonesia. Saya ingin kebaya lebih dikenal di dunia,” jelas GKRAt Anglingkusumo.

Adapun diakui Ketua umum Matra Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Wiroyudho pada awalnya pihak panitia merasa cemas karena menjelang hari pelaksanaan, peserta yang terdaftar belum mencapai 2.020 orang sesuai jumlah peserta yang ditargetkan. Namun belakangan ternyata saat acara berlangsung yang datang peserta terdaftar mencapai sekira 2.600 orang perempuan berkebaya.

Katalia Hadir Ambil Bagian

Sementara itu, dalam mensukseskan dan memeriahkan acara itu, tampak dihadiri oleh 50 orang mojang Bandung yang merupakan Pengurus Asosiasi Ahli Rias Pengantin Modern Indonesia (KATALIA).

Kehadiran para pengurus Katalia dalam pagelaran itu sebagai bentuk dedikasinya dalam mendukung upaya melestarikan budaya kebaya sebagai aset bangsa.

Selain itu juga, Katalia ambil bagian dan berpartisipasi pada acara tersebut dikarenakan memiliki tanggungjawab moral guna suksesnya perhelatan wanita berkebaya 2020.

Seperti diketahui, Katalia yang diketuai Kanjeng Raden Nganten Tumenggung (KRNgT). Mey Delislela H Dyah Ayu M notabene merupakan mantan Ketua Umum SRITA.

“Sehingga saya merasa berkewajiban untuk berpartisipasi ikut mensukseskan acara tersebut,” tegas Kanjeng Raden Nganten Tumenggung (KRNgT). Mey Delislela H Dyah Ayu M yang akrab disapa Teh Mey ini kepada Lintasjabar.com melalui sambungan selulernya. (San)

Tinggalkan Balasan