BANDUNG, (lintasjabar.com)- Kepala Dinas Pendidikan Jabar, Prof. Dr. Wahyudin Zarkasyi, mengaku namanya banyak dicatut oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan penipuan. Dalam sehari minimal ada lima pengaduan dari kepala sekolah maupun guru mengenai penipuan tersebut.
Demikian diungkapkan Wahyudin kepada wartawan terkait pencatutan namanya dengan modus penipuan belum lama ini. Dikatakannya, kebanyakan aksi penipuan dilakukan menggunakan surat yang dikirim pelaku ke berbagai sekolah maupun para guru.
”Dalam surat tersebut, pelaku menuliskan, Anda akan mendapat bantuan dari pemerintah pusat maupun Pemprov Jabar dan surat ini ditandatangani Wahyudin Zarkasyi dan distempel resmi. Dalam surat itu, si calon penerima harus menghubungi nomor kontak tertentu yang tertera dalam surat itu,” paparnya.
Beruntung, katanya, para kepala sekolah maupun guru yang mendapat surat itu langsung mengonfirmasi ke dinas pendidikan setempat maupun mengontak langsung. Tentunya telepon dari para kepala sekolah dan para guru tersebut membuat dirinya harus menjawab. “Setiap hari lebih dari lima pengaduan dari kepala sekolah maupun guru mengenai penipuan ini. Saya minta kepada mereka, surat itu jangan ditanggapi karena merupakan aksi penipuan gaya baru,” terangnya.
Selain melalui surat, aksi penipuan pun dilakukan melalui SMS. Menurut Wahyudin, penipuan melalui SMS ini sudah marak. Namun untungnya para calon korban sangat hati-hati.Mereka umumnya tidak mau menanggapi SMS tersebut, karena sudah tahu itu aksi penipuan.
Wahyudin pun meminta kepada para kepala sekolah, para guru maupun petugas pendidik di lapangan yang mendapat surat berisi bantuan dari pemerintah, untuk mengeceknya ke kantor Dinas Pendidikan Jabar, Jln. Radjiman 6 Bandung. Bisa juga menelepon langsung atau menanyakannya kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten kota maupun Kepala Dinas Pendidikan Jabar.
Ditambahkannya lebih baik bertanya daripada menjadi korban,imbuhnya seraya mengatakan program bantuan dari pemerintah tidak mungkin berupa uang tunai dan akan ditransfer ke rekening penerima. Selain itu, proses pencairannya juga dipastikan lama, karena harus ada pengajuan dari calon penerima, visitasi petugas, dan pajak negaranya tidak bisa dinego.
Bantuan dari pemerintah pasti prosesnya lama, karena harus menempuh sejumlah persyaratan. Jika ada surat yang menyebutkan akan mendapat bantuan secara tunai, itu pasti penipuan,” tegasnya.
Wahyudin pun meminta masyarakat lebih kritis apabila menerima surat yang memberitahukan bantuan maupun SMS seminar dan sebagainya. Dikatakan, kasus penipuan ini bisa dilaporkan kepada aparat kepolisian. (Sen)
Saya juga kena pak. Hati2..