BANDUNG (LJ) – Praktek percaloan kamar di RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung merupakan dampak pembiaran yang dilakukan pejabat berwenang di rumah sakit terbesar di Jabar itu. Kasus yang mencuat sekarang ini harus menjadi momentum para pejabat RSHS melakukan pembenahan internal demi peningkatan pelayanan dan profesionalisme
Menyikapi hal tersebut Ketua Komisi E DPRD Jabar Didin Supriadin mengaku belum mengetahui adanya mafia kamar di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS). Namun jika hal tersebut benar terjadi akan sangat meresahkan masyarakat.”Kita akan koordinasi terlebih dahulu apakah peristiwa tersebut benar atau tidak,” kata Didin saat dihubungi wartawan, Selasa (18/3).
Menurut dia, Rumah Sakit terbesar di Jawa Barat itu mempunyai manajemen serta aturan sendiri. Pihak RSHS harus melakukan penyelidikan mengenai kebenaran tersebut.”Jika baik ada orang dalam atau orang BPJS nya sendiri harus ditindak tegas. Jangan sampai ini dibiarkan. Jika terus dibiarkan maka akan meresahkan masyarakat,” tutur legislator dari partai demokrat ini.
Sementara itu Direktur Medik dan Keperawatan Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Rudi Kurniadi Kadarsyah mengatakan, RSHS terus berbenah dan memperbaiki diri. Perbaikan meliputi sisi fasilitas, kemampuan SDM, hingga kualitas pelayanan.
Mengenai calo ataupun mafia kamar, Rudi mengimbau, ini persoalan bersama. RSHS mengajak semua pihak ikut mengawasi. Jika menemukan kasus seperti itu, segera laporkan. Jika pelakunya orang luar, tentu yang berhak menindak adalah polisi.
Selama ini, sambung Rudi, RSHS mengambil sejumlah kebijakan untuk membersihkan calo. Selain imbauan tidak menggunakan jasa calo lewat spanduk, poster, dan selebaran, pihaknya mengubah jadwal pendaftaran menjadi jam 7 pagi. Karena dulu, ada orang-orang yang mengambil no antrean 5-10 lembar, ternyata nomor itu dijual ke pasien. (Ihsan)