BANDUNG, LINTAS JABAR – ‘Sunmori Fest’ yang digagas kelompok anak muda di Kota Bandung mendapat apresiasi dari Bakal Calon Wali Kota (Bacawalkot) Bandung Sonny Salimi. Ratusan peserta yang mengikuti Sunmori Fest berkeliling Kota Bandung mengendari sepeda motor yang diawali start di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) hingga kembali di lokasi sesuai start semula di Jalan Taman Sari, Kota Bandung pada Minggu (4/8/2024).
Sonny yang juga merupakan Direktur Utama Perumda Tirtawening Kota Bandung menandaskan bahwa Sunmorifest sangat baik dalam upaya melawan mager (malas gerak). Karenanya dia mengajak kaum muda untuk melupakan rebahan di pagi hari tetapi jadikan gank motor yang tertib dan simpatik serta pandai berbagi.
“Di tengah kemudahan teknologi, anak muda zaman sekarang cenderung mager. Ya jadi Sunmori Fest ini kegiatan bagus anak-anak muda yang mencari jati diri termasuk kita yang sudah dewasa karena namanya Sunmori itu yang dilakukan pagi-pagi sekali. Dan tolong anak-anak muda mari lupakan rebahan, lawan mager dengan Sunmori,” terang Sonny.
Sunmori, sambungnya, adalah kegiatan yang positif karena dilaksanakan di pagi hari. Aktivitas seperti ini bermanfaat bagi anak muda agar lebih kreatif dan aktif bergerak.
Ikhlas dan Tulus Perkenalkan Diri
Suasana persaingan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) atau Pemilihan Walikota (Pilwalkot) Bandung tahun 2024 semakin hangat terlebih dengan hadirnya nama Sonny Salimi sebagai salah satu deretan Bakal Calon Walikota Bandung.
Penyelenggaraan Pilwalkot Bandung sendiri bakal digelar pada 27 November 2024. dan saat ini tengah memasuki tahapan pemutakhiran data dan coklit yang sedang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandung.
Adapun menyinggung pencalonannya di Pilwalkot Bandung, Sonny mengaku ikhlas dengan apapun keputusan partai yang akan mengusung dirinya atau tidak.
“Tujuan dari awal saya insya Allah ikhlas lurus ingin memperkenalkan diri saya. Bagaimana saya akan membangun Kota Bandung, partai politik nanti bakal melirik atau tidak, ya tidak masalah. Dan tujuannya sekarang adalah untuk Kota Bandung ke depannya,” jelas Sonny.
Tujuan yang dimaksud Sonny adalah dirinya sekarang tengah fokus mengenalkan program ke depan untuk membangun Kota Bandung.
“Ya saya sih fokus mengenalkan apa yang menjadi program ke depan, bagaimana mengenalkan diri kita,” ujarnya.
Namun demikian, di internal partai juga masih digodok nama-nama yang bakal diusung dalam Pilkada Bandung nanti. “Teman-teman di partai lain juga kami berdiskusi. Kita ngobrol, semuanya cair lah, kita doakan saja Kota Bandung ada beberapa paslon yang mumpuni yang membuat masyarakat Bandung banyak pilihan,” tutur dia.
Berbuat Yang Terbaik
Pada umumnya warga Kota Bandung khususnya pelanggan PDAM berteriak mengenai kondisi pelayanan Perumda Tirtawening Kota Bandung (PDAM) yang kerap terganggu. Namun bisa jadi tak banyak yang tahu bahwa bermacam kesulitan yang harus dihadapi para petugas PDAM agar mampu memberikan pelayanan maksimal.
Untuk menjawab tantangan ini, Perumda Tirtawening Kota Bandung terus meningkatkan pelayanan dan perbaikan sambil melakukan inovasi-inovasi baru yang ditujukan demi kepuasan para pelanggan.
“Semangatnya adalah bagaimana kita di Perumda Tirtawening Kota Bandung dapat memberikan pelayanan dan berbuat yang terbaik bagi warga,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Perumda Tirtawening telah berhasil menghadirkan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Gedebage dengan kapasitas aliran 700 liter per detik, yang serupa dengan 56.000 pelanggan yang harus dilayani.
SPAM Gedebage ini khusus untuk warga Gedebage tidak lagi terkoneksi dengan daerah lain, sehingga 700 liter per detik ini secara teorical bisa melayani semua. Walau sementara ini yang terdaftar dikisaran 3000 pelanggan, namun diharapkan warga sudah dapat menikmati air yang sudah dialirkan. Sehingga ini menjadi contoh bagi warga lain untuk ikut menyambung SPAM Gedebage.
Ada beberapa keuntungan penyambungan air melalui perpipaan milik Perumda Tirtawening yakni airnya dipastikan sesuai Permenkes No. 2 Tahun 2023, aman untuk dikonsumsi. Dan yang paling penting dengan SPAM Gedebage sebagai bagian ikhtiar dalam menjaga lingkungan, sehingga akses air tanah oleh masyarakat Kota Bandung bisa segera dihentikan. Dengan demikian supaya ke depan tidak terjadi penurunan muka tanah yang terus menerus di cekungan Bandung. (Red)