Anggota DPRD Jabar Taufik Nurrohim Singgung Soal Konsep Segitiga Rebana yang Dinilainya Lambat

Anggota DPRD Jawa Barat periode 2024-2029 Taufik Nurrohim, S. Psi (photo: ihsan)

BANDUNG, LINTAS JABAR – Sebagai wujud syukurnya, Taufik Nurrohim, S. Psi bersama keluarganya menggelar syukuran usai secara resmi dirinya dilantik menjadi Anggota DPRD Jawa Barat periode 2024-2029.

Selain keluarga besar, tampak pula kerabat Taufik Nurrohim hadir pada acara tasyakur yang digelar di salah satu rumah makan di kawasan Jalan Banda Kota Bandung, Senin, (2/9/2024).

Taufik Nurrohim, S. Ps.I sah dilantik pada Sidang Paripurna Pengambilan Sumpah/Janji Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat di Gedung Merdeka, Senin 2 September 2024.

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini terpilih menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Dapil Jabar XI yang meliputi Sumedang, Majalengka, dan Subang (SMS).

Ditegaskan Taufik Nurrohim, dirinya berharap selama masa jabatannya 5 tahun ke depan, dia bisa berbuat lebih banyak untuk kemajuan Jawa Barat terlebih khususnya dapilnya yang merupakan konstituennya.

Adapun menanggapi soal penempatan dirinya di Alat Kelengkapan Dewan (AKD) nanti, hal itu, diungkapkan Taufik Nurrohim sepenuhnya tergantung partai. Namun demikian diakuinya, jika sesuai bidang, dirinya lebih expert berada di Komisi III.

Dirinya pun menyinggung khususnya konsep penerapan program Segitiga Rebana oleh Pemprov Jabar yang kini justru dalam implementasinya dinilai Taufik Nurrohim cukup lambat.

Bahkan, sambungnya, konsep itu malah bisa didahului oleh Pelabuhan yang ada di Batang Jawa Tengah. Sehingga, investor cenderung lebih memilih Jawa Tengah untuk berivestasi.

Menurut Taufik Nurrohim yang pernah duduk sebagai tenaga ahli di Kementerian Desa (Kemendes) tahun 2015 hingga 2019 ini bahwa Segitiga Rebana sendiri kendati mencakup beberapa wilayah namun yang paling banyak wilayah Sumedang Majalengka dan Subang (SMS).

“Yang paling fundamental adalah Segitiga Rebana, disana padahal sudah dibangun Pelabuhan Patimban di Subang, ada juga Bandara Kertajati di Majalengka dan lainnya. Dan ini justru berpotensi mangkrak. Sudah mah gara-gara sumbangsih (pembangunan) itu akhirnya sering terjadi banjir. Tetapi pembangunan pun engga berkembang. Dan yang dirugikan masyarakat juga,” tegasnya.

Karenanya, Taufik Nurrohim yang merupakan Psikolog Industri menegaskan sebagai aspirator dari wilayah SMS, dirinya ke depan akan mereview konsep tersebut. Walaupun dijelaskannya merewiew tersebut bukan berarti akan menggagalkan program.

“Kita ingin kaji ulang letak salahnya dimana? Dikaji baik dalam perencanaan, anggaran ataupun eksekusi kepemimpinan gubernur. Karena dalam kaitannya dengan Proyek Strategis Nasional (PSN) butuh kepiawaian lobi serta komunikasi dengan presiden atau pemerintah pusat. Dan sebagai DPRD Jabar wajib bersuara untuk mendorong hal itu,” pungkas alumnus UIN SGD Bandung 2008 – 2016. (Ihsan)