Festival Nasional Kreatif 2025, Usung Tema “Bersinergi dalam Kekuatan Karya dan Prestasi”

Sesi bedah buku oleh Dr. Nurhaeni Sikki, S.A.P., M.A.P. yang berjudul Membangun dan Pemberdayaan Perempuan. (Photo: istimewa)

JAKARTA, LINTAS JABAR – Festival Nasional Kreatif 2025 yang mengusung tema “Bersinergi dalam Kekuatan Karya dan Prestasi” berlangsung dengan meriah di Aula GSG Kawasan DPR/MPR RI Senayan, Jakarta, pada hari Sabtu, 22 Februari 2025.

Dalam press release yang diterima redaksi, Senin (24/2/2025), acara yang diselenggarakan oleh JB Edukreatif Indonesia ini tidak hanya menjadi ajang untuk mengapresiasi karya-karya kreatif, tetapi juga menjadi wadah penting bagi para pelaku dunia pendidikan dan literasi untuk berkumpul, berbagi pengalaman, serta mempererat sinergi dalam menciptakan perubahan positif melalui literasi.

Menghargai Kontribusi Dunia Pendidikan dalam LiterasiFestival ini memiliki tujuan utama untuk memberikan apresiasi kepada sekolah, kepala sekolah, guru, dan siswa yang telah berhasil menerbitkan buku bersama dengan JB Edukreatif Indonesia.

Tidak hanya itu, acara ini juga bertujuan untuk mempertemukan berbagai tokoh, penggiat literasi, dan praktisi pendidikan guna berbagi cerita, pengalaman, serta pengetahuan seputar tantangan dan kemajuan literasi di Indonesia.

Dengan menghadirkan berbagai narasumber, festival ini diharapkan mampu memperluas wawasan keilmuan dan praktis yang relevan dengan situasi serta tantangan pendidikan masa kini.

Acara pun dibuka dengan serangkaian pertunjukan seni yang luar biasa, termasuk puisi, teatrikal, musikalisasi puisi, pantomim, dan tari-tarian yang memukau para hadirin.

Penampilan seni ini tidak hanya menambah keindahan acara, tetapi juga menggugah semangat semua pihak yang hadir untuk terus berkarya dan berkolaborasi dalam dunia literasi.

Sambutan dari Para Tokoh Penting

Setelah pembukaan yang meriah, acara dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dari para tokoh penting yang turut memberikan dukungan terhadap acara ini.

Herman Syahara selaku Ketua Pelaksana acara menyampaikan harapan agar Festival Nasional Kreatif 2025 dapat menjadi pemicu semangat untuk terus meningkatkan kualitas literasi di Indonesia.

“Literasi adalah kunci untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia di Indonesia. Melalui festival ini, kami berharap dapat membangun kolaborasi yang lebih kuat antar pelaku pendidikan dan literasi di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Sambutan berikutnya datang dari Pendiri JB Edukreatif Indonesia, Yulianti SE., M.Si. yang menjelaskan pentingnya penerbitan buku sebagai bentuk nyata kontribusi dunia pendidikan dalam meningkatkan kualitas literasi.

“Kami sangat bangga bisa bekerja sama dengan berbagai sekolah, kepala sekolah, guru, dan siswa dalam menerbitkan buku bersama. Ini adalah bukti nyata bahwa literasi dapat menjadi alat yang sangat kuat dalam memperkaya pengetahuan dan wawasan anak bangsa,” ungkap Yulianti.

Selain itu, Hafidz Muksin S.Sos., M.Si. Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek RI, juga memberikan sambutan penting. Ia menekankan bahwa literasi bukan hanya tentang kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga tentang bagaimana membangun masyarakat yang cerdas, kritis, dan mampu mengolah informasi dengan bijak.

“Kita harus bersinergi untuk memperbaiki kualitas literasi di Indonesia, agar anak-anak Indonesia dapat lebih siap menghadapi era global yang semakin penuh tantangan,” kata Bapak Hafidz.

Acara ini kemudian dilanjutkan dengan sambutan dan pembukaan resmi dari Dr. Sastri Sunarti Sweeney, Kepala Pusat Riset Manuskrip dan Tradisi Lisan BRIN, yang juga turut membacakan puisi pembuka. Puisi tersebut menggambarkan pentingnya melestarikan budaya literasi dan tradisi lisan sebagai bagian dari kekayaan intelektual bangsa.

Bedah Buku “Membangun dan Pemberdayaan Perempuan”Salah satu momen yang sangat dinanti dalam Festival Nasional Kreatif 2025 adalah sesi bedah buku oleh Dr. Nurhaeni Sikki, S.A.P., M.A.P. dalam bukunya yang berjudul Membangun dan Pemberdayaan Perempuan.

Dalam sesi ini, Nurhaeni membagikan wawasan mendalam tentang bagaimana pemberdayaan perempuan dapat berjalan berkelanjutan di era digital. Ia menyampaikan bahwa pemberdayaan perempuan harus dilakukan dengan pendekatan holistik yang meliputi literasi digital, kesetaraan gender, serta perlindungan hukum yang memadai.

“Kita tidak bisa hanya fokus pada satu aspek. Pemberdayaan perempuan harus melibatkan banyak sektor, mulai dari pendidikan, pelatihan, hingga hak-hak dasar perempuan seperti kesehatan, pekerjaan, dan partisipasi politik,” ujarnya.

Dalam buku tersebut, Nurhaeni mengupas topik-topik penting seperti kesetaraan gender, etika, pengendalian diri, karir perempuan, dan pemberdayaan perempuan dalam dunia digital dan teknologi. Beliau juga menyoroti bagaimana perempuan harus diberikan akses yang lebih besar untuk berpartisipasi dalam industri teknologi, pendidikan, serta pengambilan keputusan politik dan sosial.

Nurhaeni juga menekankan bahwa pemberdayaan perempuan bukan hanya soal memberikan kesempatan, tetapi juga memberikan perlindungan yang dapat memastikan bahwa hak-hak perempuan terlindungi dengan baik.

Beliau menutup sesi bedah buku dengan pembagian buku yang ditulisnya kepada para peserta serta pemberian merchandise dari Universitas Sangga Buana YPKP Bandung sebagai bentuk apresiasi terhadap dukungan mereka dalam gerakan literasi ini.

Penganugerahan Prestasi dan Inspirasi dari Tokoh Literasi

Setelah sesi bedah buku, acara dilanjutkan dengan penganugerahan prestasi kepada kepala sekolah, guru, siswa, serta pegiat literasi yang telah memberikan kontribusi luar biasa dalam mengembangkan literasi di Indonesia. Penghargaan ini menjadi simbol apresiasi terhadap kerja keras mereka dalam menciptakan budaya literasi yang lebih baik di sekolah-sekolah dan masyarakat.

Penganugerahan ini juga merupakan bentuk pengakuan terhadap mereka yang telah berjuang keras dalam menghadapi tantangan literasi, serta terus berinovasi untuk memastikan bahwa literasi tidak hanya terbatas pada kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga menjadi kekuatan untuk menciptakan perubahan sosial yang lebih besar.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan penampilan spesial dari artis dan aktris Olivia Zallianty, yang membacakan puisi dengan penuh perasaan dan menginspirasi semua hadirin untuk lebih menghargai seni dan sastra sebagai bagian dari literasi. Penampilan puisi ini disambut meriah oleh para peserta, yang terpesona dengan keindahan kata-kata yang disampaikan.

Talkshow Inspiratif dan Peran Penting Kolaborasi

Sesi talkshow menjadi acara penutup yang tak kalah menarik. Talkshow ini menghadirkan Duta Besar Ecuador, Luis Arrelano Jibaja, yang berbagi wawasan tentang pentingnya hubungan internasional dalam memperkuat literasi global. Selain itu, Dr. Sunu Wasono, M.Hum., serta Bara Pattyaradja, seorang tokoh sastra dan literasi, turut berbagi pandangan mereka tentang bagaimana literasi dapat menjadi alat untuk memperkuat identitas bangsa dan meningkatkan daya saing Indonesia di dunia internasional.

Bara Pattyaradja juga memukau peserta dengan membacakan puisi spektakuler yang menggugah semangat seluruh hadirin. Puisi tersebut tidak hanya berbicara tentang kekuatan kata-kata, tetapi juga tentang bagaimana literasi dapat menjadi agen perubahan dalam masyarakat.

Menumbuhkan Kolaborasi untuk Peningkatan Literasi di Indonesia

Festival Nasional Kreatif 2025 ini sukses membuktikan bahwa dengan bersinergi dalam kekuatan karya dan prestasi, Indonesia dapat menciptakan perubahan besar di bidang literasi. Melalui kolaborasi antara pemerintah, dunia pendidikan, masyarakat, dan berbagai pihak terkait, diharapkan kita dapat mempercepat peningkatan literasi di Indonesia, sehingga menciptakan generasi yang lebih cerdas, kreatif, dan siap menghadapi tantangan global.

Acara ini juga mengingatkan kita akan pentingnya kolaborasi dan sinergi dalam menciptakan masa depan yang lebih baik, di mana literasi menjadi salah satu kunci utama untuk membuka berbagai peluang di era digital yang semakin berkembang pesat. Semoga semangat yang dibawa oleh Festival Nasional Kreatif 2025 dapat terus menginspirasi dan memberikan kontribusi bagi kemajuan literasi di Indonesia. (*)