Tata Kawasan Bawah Jalan Layang Pasupati Jadi Taman

BANDUNG (Lintasjabar.com),- Dalam upaya meningkatkan layanan publik, khususnya penyediaan ruang publik bagi kegiatan rekreatif warga sekaligus  meningkatkan estetika kota, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui Dinas Pertamanan dan Pemakaman (Distamkam), berencana menata ruang-ruang publik yang belum dimanfaatkan. Satu diantaranya membangun dan menata kawasan sepanjang bawah jalan dan jembatan layang Pasupati, mulai Jalan dr Djoendjoenan (Terusan Pasteur) hingga Jalan Surapati.

“Pelaksanaan diharapkan setelah lebaran, atau sekitar bulan September sudah mulai dikerjakan. Kita lakukan dengan tender secepatnya,” ungkap Sekretaris Dismankam Kota Bandung, Arif Prasetya, ditemui disela kegiatan Hari Anak Nasional 2010 Tingkat Kota Bandung, di kawasan Metro Indah Mall Jalan Soekarno Hatta, Sabtu (07/08).

Konsep pembangunannya, lanjut Arif, 80 % dirancang untuk tanaman, 10 % untuk ruang publik dan 10 % untuk jalan inspeksi. Pelaksanaan pekerjaan dibagi dalam 3 segmen. Segmen I mulai Jalan Djoendjoenan-Cihampelas, Segmen II (Jalan Cihampelas-Tamansari), dan Segmen III (Jalan Tamansari-Surapati).

Khusus jalan inspeksi di Segmen II, dibangun sekaligus mengkcover keinginan warga sekitar yang memerlukan jalan pintas, yang terpisahkan dengan adanya bangunan jalan layang. “Untuk besaran 20 persen, kita siapkan sebagai ruang publik. Kita lengkapi ada tempat duduk untuk masyarakat bersoisalisasi, juga lampu-lampu penerangan tamannya,” jelas Arif.

Pembangunan taman di Segmen II, imbuh Arif, pendanaan menjadi beban Pemerintah Propinsi (Pemprop) Jabar melalui Dinas Tata Ruang dan Pemukiman dengan besaran bantuan Rp 1,3 milyar. Itupun baru setengahnya atau baru sampai Sungai Cikapundung karena Segmen II merupakan wilayah yang terberat.

“Untuk Segmen I dan III, itu bagian kita Pemerintah Kota Bandung. Khusus Segmen III sebesar Rp 1,1 milyar, tahun ini juga kita kerjakan. Lelang tender, sekarang sudah dalam proses. Diharapkan akhir 2010, pengerjaannya sudah selesai,” kata arif menambahkan.

Masih terkait taman kota, Arif mengakui, pemkot menanggung beban cukup berat jika hanya mengandalkan APBD. Terlebih Kota Bandung dengan pemeliharaan 240 taman-taman kotanya, diakuinya  cukup kawalahan. “Di 2010 untuk pemeliharaan taman, kita diangggarkan mendapat Rp 5 milyar. Namun untuk bisa serempak dan optimal, bisa saja melibatkan masyarakat termasuk kalangan swasta,”.

Berkaitan hal itu, Dinas pertamanan telah menawarkan kerja sama atau kemitraan dengan Swasta, BUMN, BUMD ataupun Perbankan, tentunya dengan kompensasi pemasangan atribut perusahaan pada taman yang dikerjasamakan. Beberapa sudah dikerjasamakan, namun besarannya tidak lebih dari 10 %. Taman itu diantaranya Taman Setiabudi, Taman Lansia (Citarum), Taman Sukajadi, taman bunderan Malabar, taman D-Kur (Dipatiukur), Taman Ranggamalela dan Taman Vanda di Jalan Merdeka.

Arif juga mengungkapkan, pihaknya kinipun sedang memikirkan kelengkapan utilitas yang harus ada pada taman-taman kota. Tidak saja tempat sampah, kursi-kursi taman, lampu penerangan tapi juga toilet umumnya. “Keberadaan toilet umum taman kota ini,  menyumbang cukup besar dalam penilaian Adipura,”.

Toilet untuk umum di beberapa taman kota di bandung, dikatakannya sudah ada. Namun Arif juha tidak memungkiri jika keberadaanya kurang terawat. Bahkan disejumlah taman ada juga yang sengaja dihancurkan karena disalahgunakan, seperti yang ada di Taman Maluku. “Kedepan kita akan bikin lagi. Sekarang ke kita pun sudah ada investor ingin masuk membuat toilet,” akunya sekaligus berharap, masyarakat turut menjaga keberadaan taman sebagai milik publik. (Herdi)

Tinggalkan Balasan