BANDUNG (Lintasjabar.com),- Perjalanan pemerintahan dan tuntutan dinamika pembangunan di Tahun Anggaran (TA) 2010, mengharuskan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melakukan penyesuaian dan perubahan terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2010 yang telah ditetapkan baik dari sisi pendapatan, belanja maupun pembiayaan. Perubahan dilakukan tentunya difokuskan guna optimalisasi program dan kegiatan.
Berkaitan hal itu terutama dalam upaya akselarasi capaian target-target programnya, Pemkot Bandung mengajukan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang APBD TA 2010 untuk dibahas dan ditetapkan DPRD menjadi Perda APBD 2010 Perubahan. Disampaikan Wali Kota Bandung, H. Dada Rosada dalam Rapat Paripurna di Ruang Sidang Gedung DPRD, Jalan Aceh Bandung, Rabu (1/9).
Dalam nota pengantar keuangan RAPBD Perubahan, Dada menyebutkan sejumlah prioritas. Priotitas di belanja antara lain meliputi tambahan penghasilan guru PNSD, tunjangan profesi guru PNSD, Bantuan Wali Kota Khusus (Bawaku) Sehat, Bawaku Pendidikan, penyertaan modal ke PD. BPR dan PD. Pasar Bermartabat.
Penguatan kelembagaan BUMD melalui penyertaan modal, dijelaskan Dada, dimaksudkan untuk meningkatkan fungsi pelayanan publik dan membuka peluang penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang lebih baik lagi. Halnya dengan program dan kegiatan SKPD, benar-benar diarahkan pada peningkatan kinerja pelayanan. Sedangkan bantuan baik berupa hibah maupun bantuan sosial, diharapkan dapat menggali potensi warga secara lebih optimal.
APBD 2010 yang merupakan tahun ketiga pelaksanaan RPJMD 2008-2013, Kota Bandung dikatakannya masih dihadapkan pada kompleksnya persoalan-persoalan ekonomi, sosial dan lingkungan hidup, termasuk tingginya angka pengangguran, kemiskinan, pelayanan kesehatan dan infrastuktur.
“Di APBD 2010 Perubahan kita upayakan penyelesaiannya. Prioritas pada peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, pelatihan materi lingkungan hidup, pelatihan kewirausahaan masyarakat, pelatihan koperasi syaria’ah serta penataan aset”, jelas Dada.
“Upaya ini, tentunya ditunjang dengan peningkatan SDM, penataan manajemen keuangan, pengembangan sistem audit serta peningkatan jaringan komunikaksi dan informasi dengan warga dalam meningkatkan intensitas kontrol sosial terhadap kinerja pemerintah daerah”, imbuh Dada.
Perangkaan RAPBD 2010 Perubahan Kota Bandung secara umum, disebutkan Dada, Pendapatan mengalami kenaikan Rp. 381,63 milyar atau naik 18,24 % sehingga Pendapatan menjadi Rp. 2,47 trilyun dari sebelumnya Rp. 2,09 trilyun. “Kenaikan karena adanya peningkatan pendapatan dari PAD Rp. 3,85 milyar, Dana Perimbangan Rp. 216 milyar, dan lain-lain Pendapatan Daerah yang syah senilai Rp. 16,156 milyar”.
Di Belanja terdapat kenaikan Rp. 368,52 milyar atau naik 14,97 % sehingga Belanja menjadi Rp. 2,83 trilyun dari Rp. 2,46 trilyun sebelum perubahan. Kenaikan karena adanya peningkatan belanja tidak langsung Rp. 286,92 milyar.
Peningkatan Belanja tidak langsung, antara lain disebabkan Belanja Pegawai yang bersumber dari dana Pemerinta Pusat Rp. 136,99 milyar untuk keperluan tambahan penghasilan guru PNS, tunjangan profesi guru serta percepatan infrastruktur pendidikan. Juga di belanja hibah yang sumber dananya dari Pemprop. Jabar untuk keperluan biaya operasional pendidikan, kesehatan, olah raga serta keagamaan, Belanja subsidi untuk PD. Kebersihan (di APBD Murni kebutuhan riilnya baru dialokasikan sebagian).
Sedangkan kenaikan Belanja Langsung, disebabkan adanya tambahan kebutuhan pembiayaan keperluan Stadion Utama Sepakbola (SUS) Gedebage (Rp. 50 Milyar), kegiatan pengolahan penyusunan laporan informasi kependudukan, peningkatan sistem audit, serta kegiatan perencanaan pembangunan.
Sementara di Pembiayaan, Dada menyebut terdapat penurunan sebesar Rp. 13,11 milyar atau turun 3,55 %. Karenanya Pembiayaan menjadi Rp. 356,27 milyar dari sebelumnya di APBD Murni sebesar Rp. 369,39 milyar. Penurunan ini terjadi karena defisit antara rencana Pendapatan dengan rencana Belanja juga mengalami penurunan, sehingga pembiayaan netto yang merupakan komponen penyeimbang, juga mengalami penurunan yang sama.
Dada berharap, nota keuangan RAPBD 2010 Perubahan bisa secepatnya dibahas, lebih dari itu menghasilkan APBD perubahan yang obyektif, transparan, akuntabel dan dapat dilaksanakan.
Merespon hal ini, Ketua DPRD Kota Bandung, Erwan Setiawan dan seluruh anggota Dewan yang terhormat, siang hari itu juga menelaah dan membahas dengan memberikan pemandangan umum fraksi-fraksi untuk mendapatkan penjelasan. Sidang yang diluar kebiasaan dan terkesan marathon, karena sidang penyampaian dan pembahasan selalu dilakukan di hari berbeda. (Herdi)