Ade Kaca Dorong Pemerintah Mengevaluasi Kebijakan KBM dari Rumah

[lintasjabar tkp=”Garut”] Terhentinya kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah yang cukup lama akibat adanya Pandemi Covid-19 membuat para siswa mulai merasa jenuh dengan sistem pembelajaran dari rumah seperti halnya yang dirasakan siswa SMK Negeri 2 Garut.

“Siswa itu banyak yang sudah memberikan masukan baik melalui OSIS maupun melalui WA grup di sekolah yang sudah bosan di rumah kepengen sekolah, itu nyata dan bisa di data”, ujar Kepala SMK Negeri 2 Garut Bejo Siswoyo saat jaring aspirasi Anggota DPRD Jawa Barat, Ade Kaca dalam rangka Reses III Tahun Sidang 2019/2020 kemarin.

Bejo menambahkan konsep pembelajaran daring yang dilaksanakan selama pandemi memberikan banyak efek positif bagi guru dan siswa seperti halnya beradaptasi dengan kecanggihan teknologi informasi sebagai media utama terlaksananya aktivitas belajar mengajar. Namun tak dapat dipungkiri ada kejenuhan yang dirasakan akibat terbatasnya ruang dan pembatasan durasi waktu dalam berinteraksi membuat penyampaian materi tak maksimal.

[xyz-ips snippet=”bacajuga”]

Menanggapi hal tersebut, Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Ade Kaca mendorong pemerintah untuk mengevaluasi kebijakan belajar dari rumah serta mempertimbangkan sisi maslahat dan madhorotnya.

“Menurut pandangan saya lebih maslahat anak itu sekolah beraktivitas tetapi waktunya diatur selama pemerintah belum mencabut berkaitan dengan persoalan pandemi covid 19 ini,” ujar Ade Kaca.

Ade menilai ada efek madharat ketika pemerintah tidak secepatnya mempertimbangkan untuk dibuka kembali aktivitas belajar dan mengajar di sekolah seperti halnya anak bermain gadget dan game yang berlebihan.

[xyz-ips snippet=”bacajuga”]

“Mari kita jujur ke diri sendiri, yang punya anak sekolah baik tingkat SD, SMP maupun SMA, mereka sudah terbiasa main hp, main game semenjak bangun tidur. Ini kan efek daripada anak tidak ada aktivitas di sekolah,” tegas Ade Kaca.

Ade berharap dengan mengedepankan protokol kesehatan, pemerintah memberikan ruang dan kebijakan baru agar aktivitas di sekolah bisa segera kembali berjalan.

“Saya merespon agar persoalan sekolah ini bisa dimulai secepat mungkin tidak harus menunggu aktivitas 2021, terlalu lama dan kurang baik menurut saya terhadap anak didik kita masing masing,” tutupnya. (Red)

Tinggalkan Balasan