BANDUNG LJ – Untuk mememenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih, Kota Bandung memerlukan tambahan 1.300 liter air tanah per detik. Kekurangan stok air itu membuat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening, terpaksa mengatur jam penyaluran air ke masyarakat.
Masalah tersebut disebabkan oleh minimnya daerah resapan di Kota Bandung. Sementara saat ini PDAM hanya mampu menghasilkan 2.700 liter air per detik. Sedangkan kebutuhan air tanah masyarakat kota Bandung mencapai 4.000 liter per detik.
“Sebenarnya ini tanggung jawab pemerintah kota sesuai Peraturan Pemerintah (PP) 16 tahun 2005, bukan kami,” kata ,” kata Direktur Utama PDAM Tirtawening Pian Sopian beberapa waktu yang lalu.
Diakuinya kekurangan stok air tanah tersebut disebabkan oleh minimnya daerah resapan di Kota Bandung. Karena bentuk Kota Bandung seperti cekungan, lokasi-lokasi resapan air terdapat di daerah hulu kota. Masalahnya, daerah hulu Kota Bandung seperti wiayah Dago Atas, mayoritas sudah dibeton, sehingga air hujan yang semestinya dapat diresap oleh tanah, justru terbuang ke sungai.
Jika air tanah tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat per hari, kata Pian, PDAM Tirtawening memanfaatkan air permukaan dan sumber mata air, sebagai penggantinya. (San/ysm)