BANDUNG, LJ – Pasokan air baku yang masuk ke instalasi Badak Singa milik Perumda Tirtawening Kota Bandung yang bersumber dari Dago Bengkok yang bersumber Sungai Cikapundung belakangan ini terganggu akibat debit air baku di sungai tersebut mengalami penurunan.
Hal tersebut disebabkan wilayah Bandung memasuki musim kemarau, bahkan saat ini suplai air baku dari Intake Dago Bengkok mengalami penurunan hingga 50 persen.
Demikian diungkapkan Direktur Utama Perumda Tirtawening Kota Bandung, Sonny Salimi kepada awak media menanggapi banyaknya keluhan warga terkait kurangnya suplay dan ketersediaan air bersih, Senin (6/9/2021).
Dikatakan, suplay air baku dari Intake Dago Bengkok kini hanya 200 sampai 300 liter per detik dari kapasitas normal 550 sampai 600 liter per detik.Tak hanya itu, kondisi debit air baku di Sungai Cikapudung turut dilaporkan terus mengalami penurunan.
“Akibat penurunan suplai air baku dari Intake Dago Bengkok yang dikelola Perumda Tirtawening Kota Bandung ini maka dengan situasi ini, tentunya akan berdampak pada pelanggan Perumda Tirtawening Kota Bandung. Maka itu kami mengimbau agar para pelanggan untuk menyimpan atau menampung dan memanfaatkan air secara bijaksana serta dapat berhemat,” terangnya.
Dengan demikian, sambungnya, ketersediaan air pelanggan Perumda Tirtawening Kota Bandung tetap terjaga hingga pergantian musim.
Ditegaskan Sonny, pihaknya terus berupaya maksimal agar pelayanan berjalan dengan baik termasuk melakukan berkoordinasi antar stakeholder guna mengantisipasi dan memaksimalkan air yang tersisa.
Penurunan air baku dari Dago Bengkok di tahun ini menyusul setelah sebelumnya terjadi juga kebocoran pipa transmisi air baku yang bocor di Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung beberapa waktu lalu.
“Saya kira kondisi ini sudah masuk warning agar masyarakat pelanggan seyogyanya dapat bijaksana menggunakan air bersih,” harapnya. (San)