Aktivitas CSR bank bjb Sigap Bantu Wilayah Bencana di Nusantara

BANDUNG, LJ – Dampak positif dari pertumbuhan ekonomi Indonesia seharusnya dapat membantu mengurangi kemiskinan seraya melahirkan kelompok kelas menengah baru. Namun, apa yang terjadi saat ini memperlihatkan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak secara substansial dapat dinikmati oleh semua kalangan.

Bank Dunia mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia hanya menguntungkan 20% masyarakat terkaya dalam dua dekade terakhir. Dalam arti lain, mayoritas penduduk Indonesia justru tidak merasakan kue pertumbuhan. Penyebabnya, karena pembangunan di Indonesia belum berjalan secara merata.

Pembangunan tidak merata menyebabkan angka kesenjangan atau ketimpangan sosial yang semakin meningkat. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mencatat bahwa terdapat sekitar 20.000 desa dengan status tertinggal di Indonesia.

Bahkan, Presiden Joko Widodo telah menetapkan 122 kabupaten sebagai daerah tertinggal hingga tahun 2019 mendatang. Dalam Pepres disebut bahwa daerah tertinggal merupakan kabupaten dengan wilayah dan masyarakat yang kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lainnya dalam skala nasional.

Menyikapi fakta tersebut, bank bjb bergerak bijak melalui realisasi program Corporate Social Responsibility (CSR) yang tidak hanya menyasar kawasan tradisional Jawa Barat dan Banten. Ekspansi bank bjb di Nusantara juga tidak hanya menyasar sisi bisnis, seperti terbaru pendirian Kantor Cabang Tanjungpinang di Kepulauan Riau.

Aktivitas CSR bank bjb bahkan menyentuh kawasan pelosok Tanah Air serta sigap membantu wilayah bencana alam seperti Lombok dan Bima di Nusa Tenggara Barat hingga Pidie Jaya di Aceh. Hal tersebut menegaskan posisi bank bjb sebagai salah satu perbankan nasional berkinerja terbaik di Indonesia.

“Kegiatan ini sebagai sebuah langkah dari bantuan CSR bank bjb. Diharapkan hal ini akan mampu menyumbang peningkatan prasarana dan sarana untuk mendukung pendidikan sebagai langkah meningkatkan kehidupan bangsa di kemudian hari,” ujar Direktur Utama bank bjb Ahmad Irfan.

Bidang pendidikan memang jadi salah satu fokus utama CSR bank bjb selain dari kesehatan dan lingkungan hidup, bank bjb memang aktif membangun ruang kelas baru untuk CSR di sektor pendidikan sejak tahun 2009 lalu.

Landasannya, karena pendidikan merupakan fondasi dasar dalam membangun sumber daya manusia. Tanpa sumber daya manusia yang berkualitas, cita-cita bangsa hanya akan berhenti di tataran rencana.

“Dengan ruang kelas yang baik maka bisa meningkatkan kualitas generasi muda di masa yang akan datang. Para siswa bisa menuntut ilmu lebih baik lagi sehingga akan membawa bangsa ini maju di kemudian hari,” kata Ahmad Irfan.

Dalam realisasinya, perwujudan tagline bank bjb yakni “Membangun Indonesia Memahami Negeri” dilakukan simultan dan sistematis dari lini paling bawah yakni desa. Tidak jarang, dana CSR disalurkan serentak melalui 2.425 jaringan kantor bank bjb di 14 provinsi.

Sebagai contoh adalah bantuan yang disalurkan bank bjb untuk pembangunan sumber air bersih di dua kawasan tertinggal yakni Desa Montor di Kabupaten Pandeglang dan Desa Cisungsang di Kabupaten Lebak beberapa waktu lalu.

Dalam kesempatan tersebut bank bjb juga menjalin kerja sama dengan Kemendes PDTT terkait penggunaan produk jasa layanan perbankan. Kerja sama tersebut merupakan wujud dukungan implementasi kebijakan terkait desa, daerah tertinggal dan transmigrasi.

Langkah yang dilakukan oleh bank bjb senada dengan nawacita ketiga pemerintah yakni “membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.” (Red)

Tinggalkan Balasan