[lintasjabar] Sebuah masjid yang ada di lingkungan Pesantren Persatuan Islam (PPI) No 1-2 Bandung dan berlokasi di tengah perkotaan kini tengah dalam tahap renovasi. Dalam renovasi itu, saat ini pihak panitia pembangunan sangat membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Masjid tersebut bukan hanya digunakan para santri dan asatidz pesantren saja melainkan penduduk yang berdomisili di sekitar Jalan Kalipah Apo, Jalan Pagarsih, Jalan Cibadak, Jalan Astana Anyar kerap berkunjung dan melaksanakan shalat disana. Terlebih pada saat setiap hari Jumat, hari raya besar Islam, ratusan jamaah bahkan terpaksa harus memadati area jalan raya akibat membludaknya jamaah yang tidak bisa menampung jamaah.
[xyz-ips snippet=”bacajuga”]
Bukan hanya dimanfaatkan untuk pelaksanaan shalat, namun masjid kerap digelar thalabul ilmi, taklim serta tadarus Alquran.
Karena kapasitasnya tidak mencukupi, saat ini tahap renovasi tengah dilaksanakan guna melakukan penyempurnaan dan perluasan. Untuk itu dibutuhkan dukungan dana serta dorongan dari semua pihak termasuk support dari pemerintah setempat.
Hal tersebut merupakan aspirasi yang disampaikan peserta Reses I tahun sidang 2019-2020 yang digelar anggota DPRD Jabar, H. Arif Hamid Rahman, SH yang dilaksanakan di area RM. Liwet Cipagalo Jln. Terusan Buah Batu no 222 Bandung, Kamis (5/12/2019).
Peserta yang didominasi alumnus PPI No 1-2 Bandung itu tergerak hati menyampaikan aspirasi karena keterikatan emosional terhadap almamaternya. Selain juga menilai hal itu sejalan dengan gencarnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat dalam menjalankan berbagai strategi untuk membentuk wajah Jabar sebagai provinsi yang lebih baik, salah satu caranya dilakukan lewat pencanangan visi Jabar Juara Lahir Batin.
Bukan hanya permohonan penggalangan bantuan dana, aspirasi juga menyoal butuhnya perhatian atas kesejahteraan para guru dan ustadz yang kini memasuki masa tua yang tidak lagi bisa melakukan aktifitas mengajar di pesantren tersebut.
“Untuk pengembangan masjid ini sangat berguna untuk akhirat kita. Sebagai amal jariyah, insya Allah akan mendapatkan pahala dari setiap ibadah yang dilakukan. Mari berinfak untuk masjid pesatren ini. Kami tergerak karena kami pernah besar dan mengecap pendidikan disana,” ujar Adang Meman salah seorang warga yang bermukim di wilayah Cibaduyut.
Disamping itu, ditambahkan Asep Supriadi dirinya sebagai Ketua Yayasan Majlis Taklim Darul Ilmi (MtDI) saat ini membutuhkan dukungan dan perhatian hal itu terkait rutinitas pengajian yang digelar MTDI setiap bulannya.
“Disamping pengajian rutin, kami selalu laksanakan bakti sosial, baik khitanan masal juga aksi sosial lainnya. Dan dalam waktu tidak lama lagi MTDI akan menggelar pengajian umum yang rencanannya berlokasi di Masjid Ukhuwah Balaikota Bandung,” terangnya.
Menanggapi itu, H. Arif yang merupakan anggota Komisi I ini memandang masjid perlu dimakmurkan, karenanya butuh peranan semua pihak dalam memberikan support dan dukungannya agar renovasi tersebut berjalan sesuai espektasi.
“Atas aspirasi itu, secara pribadi sangat resfek sebab masjid pada dasarnya memerlukan perhatian karena disana banyak lahir generasi qur’ani dengan karakter dan pendidikan moral yang tinggi selain kebutuhan nyamannya melaksanakan ibadah. Maka itu tentu kebutuhan uluran bantuan tangan harus datang dari semua stakeholder, selain jamaah termasuk juga keberpihakan pemerintah dalam mendukungnya,” terang anggota Fraksi Gerindra Pembangunan ini.
Menurut Arif, visi untuk mewujudkan masyarakat Jabar yang sejahtera secara lahir dan batin ini tentunya didasarkan pada paradigma pembangunan multidimensional yang menyentuh berbagai aspek. Kerangka pandang ini mengasumsikan keberhasilan pembangunan tak hanya mensyaratkan pertumbuhan ekonomi dan infrastruktur fisik sebagai indikator, namun juga ikut memasukkan instrumen kesejahteraan batin sebagai ukuran hingga dapat tercapai apa yang diharapkan sebagai Jabar juara lahir bathin.
Pada kesempatan itu pula, mantan Ketua Fraksi Gerindra DPRD Kota Bandung ini menyampaikan tugas pokok dan fungsi anggota legislatif juga menjelaskan kegiatan reses yang menjadi kewajiban dalam menjaring dan menyerap berbagai aspirasi masyarakat.
“Reses itu adalah istirahat. Dan bagi anggota legislatif adalah media penting dalam membangun komunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat di luar waktu kerjanya. Sebab itu, sangat penting bagi kami di dewan agar dapat mengetahui aspirasi dan keluhan agar kita bisa dorong dan sampaikan untuk menjadi kebijakan,” ujar yang akrab disapa Pak Haji ini. (Zaen)