BANDUNG, LJ – Peran pemuda diharapkan mampu beradaptasi pada era transformasi digital yang dengan cepat melaju di dunia. Jangan sampai Indonesia terbawa arus dengan agenda besar dunia.
Bagaimana pula pemuda bisa beradaptasi tetapi tetap menjaga dan merawat persatuan dan kesatuan NKRI.
Karenanya pemuda harus memiliki inovasi dan kreativitas karena keduanya merupakan kunci untuk menghadapi tantangan masa depan yang makin kompleks.
Demikian disampaikan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat, H. Arif Hamid Rahman, SH saat menjadi narasumber pada acara Stadium General Pelatihan Kepemimpinan Baitul Arqom Madya yang digelar Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat, di Komplek Perguruan Muhammadiyah Jalan Kadipaten Bandung, Jumat 9 Juni 2023.
“Tantangan pemuda Indonesia pada era disrupsi ini bukan hanya dari dalam, melainkan juga dari luar, misalnya pintu globalisasi yang makin terbuka lebar dan revolusi industri 4.0. Era transformasi digital dengan kondisi dunia seperti ini harus dilakukan menjadi perekat ideologi seluruh elemen bangsa,” ujar legislator Fraksi Gerindra ini.
Selain itu, sambung anggota Komisi I ini, generasi muda juga harus terbuka pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa meninggalkan akar sejarah dan budaya Indonesia.
“Sebagai jati dirinya pemuda dengan pemikiran yang segar, sepatutnya mampu melahirkan ide, gagasan, dan inovasi yang belum ada sebelumnya untuk memajukan bangsa Indonesia,” harapnya.
Menurut Arif, sejarah mencatat bahwa kelompok muda memiliki keterlibatan aktif dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat Indonesia sejak dulu hingga kini.
“Karenanya pemuda selalu memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam perkembangan suatu bangsa dan negara karena mereka adalah kelompok sosial yang menentukan masa depan sebuah bangsa,” bebernya.
Begitu juga Indonesia, hingga Presiden RI Pertama Ir. Soekarno pernah mengatakan “Seribu orang tua bisa bermimpi, satu orang pemuda bisa mengubah dunia”. Artinya dalam hal ini pemuda menjadi sosok sentral dan menjadi subjek yang mengambil bagian penting untuk memulai mewujudkan berjuta mimpi tersebut.
Pemuda dikatakan sebagai Agen Perubahan atau Agent Of Change, Agen Pembangunan atau Agent Of Development, Agen Pembaruan atau Agent Of Modernizations yang juga sebagai pewaris negara, karena itu siklus regenerasi pemuda tidak boleh terputus dan terhenti.
“Oleh karenanya dibutuhkan mindset dalam menterjemahkan aktifitas pemuda bukan sebagai beban Negara melainkan sebagai tanggung jawab Negara melanjutkan cikal bakal regenerasi dalam negara,” pungkasnya. (San)