BANDUNG (Lintasjabar.com),- Kota Bandung harus lebih serius dan berbenah dalam mengatasi korupsi. Berdasarkan survei Transparency International Indonesia (TII) tentang Indeks Persepsi Korupsi (IPK), Kota Bandung menempati posisi 22 dari 50 kota yang disurvei dengan IPK 5,04. Rentang indeks antara 0 sampai dengan 10. IPK 0 dipersepsikan sangat korup dan IPK 10 dipersepsikan sangat bersih.
Dalam survei tersebut, Bandung jauh tertinggal dari Kota Tasikmalaya yang menempati posisi 7 dengan IPK 5,68. Namun beruntung Bandung tidak seburuk Kota Cirebon yang menempati posisi 49 dengan IPK 3,61. Posisi pertama atau predikat kota terbersih ditempati Denpansar dengan IPK 6,71. “IPK Indonesia adalah instrumen pengukuran tingkat korupsi di kota-kota Indonesia,” kata Manajer Tata Kelola Ekonomi TII, Frenky Simanjuntak seperti dikutip dari situs resmi TII, Rabu (10/11).
Dalam situs resmi TII itu diterangkan, survei dilakukan dengan mewawancarai 9.237 responden pelaku bisnis, pada Mei-Oktober 2010. Kota dengan skor tertinggi mengindikasikan bahwa pelaku bisnis di kota tersebut menilai korupsi mulai menjadi hal yang kurang serius. Sebaliknya untuk kota yang mendapat IPK terendah menunjukkan korupsi masih lazim terjadi di sektor-sektor publik, sementara pemerintah daerah dan penegak hukum kurang serius dalam pemberantasan korupsi.
Dengan hasil survei ini, TII mengimbau pemerintah daerah menggunakan IPK sebagai indikator kepercayaan pelaku bisnis terhadap transparansi dan akuntabilitas di daerahnya. “Kami juga mengimbau pemerintah daerah melakukan reformasi birokrasi dalam pelayanan publik yang bersentuhan langsung dengan usaha, serta bekerja lebih serius dalam usaha pencegahan maupun pemberantasan korupsi di daerahnya,” kata Frenky.
Wali Kota Bandung, Dada Rosada menanggapi hasil penilaian TII, menyatakan, raihan tersebut cukup baik dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu Kota Bandung dinyatakan sebagai kota terkorup. Dada bahkan menilai, hasil itu sebagai prestasi, meski ke depan harus tetap ditingkatkan.
“Kita bersyukur ada peningkatan, masih dibilang ada prestasi. Apalagi saya sekarang jadi ketua Forum Integritas Jawa Barat,” kata Dada kepada wartawan usai memimpin upacara peringatan Hari Pahlawan tingkat Kota Bandung, di Balai Kota Bandung, Jln. Wastukancana.
Dada pun menyatakan, akan terus melakukan perbaikan-perbaikan pada titik kelemahan yang ada. Ia meminta aparaturnya memiliki semangat untuk memperbaiki kualitas pelayanan. “Semua elemen harus bertekad kuat agar posisi kita kedepan lebih baik,” ujarnya.
Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Edi Siswadi juga menyatakan hal yang sama. Ia menilai hasil survei TII sebagai sebuah kemajuan. Hasil survei juga harus dijadikan pemacu untuk memperbaiki persepsi bisnis di Kota Bandung. Menurut Edi, survei IPK itu lebih kepada tingkat kepuasan pebisnis dalam berinvestasi,imbuhnya seraya menambahkan kendati demikian, Edi menuturkan pihaknya akan meminta secara resmi kepada TII untuk memaparkan titik-titik mana saja yang masih menjadi kekurangan Pemkot Bandung. (Herdi)