Oleh: Dr. Wawan Gunawan, S.Sos., M.Si.*
DALAM analisis saya, ada beberapa hal yang menyebabkan Rocky Gerung (RG) kesandung dianggap menyerang presiden.
Saya mau bernalogi dulu. Anak kecil diajarkan berhitung 1 sampai dengan 10. Maka secara logika tidak salah kalau sang anak merasa benar kalau setelah sembilanratus maka selanjutnya sepuluhratus.
Sang anak tidak mengerti bahwa logika itu menjadi batal oleh rumus (hukum) matematika bahwa menurut hukum matematika setelah sembilanratus adalah seribu, bukan sepuluhratus walau setelah sembilan ya sepuluh.
Jadi RG terlalu mendewakan logika padahal benar menurut logika belum tentu benar menurut kaidah sosial.
Kedua RG sering bicara soal etik nah ia sendiri ternyata melanggar etik. Ketiga, ia lupa bahwa disamping pedal gas ada pedal rem, filsafat rem gak pernah dipake oleh RG.
Kebebasan tidak pernah ada yang absolut.
Kebebasan tanpa ketertiban adalah barbar sedangkan ketertiban tanpa kebebasan adalah basa basi.
Selanjutnya RG sebetulnya berargumen hanya berdasarkan katanya. Katanya menurut cerita filsafat… katanya menurut mitologi… katanya menurut buku… katanya menurut nalar. Dan semua itu hanya katanya.
Sebatas tidak menyerang atau menyalahkan siapapun ya tidak apa-apa RG korban katanya, tapi kalau sudah lupa batas-batas nalar lalu menganggap hanya argumentasinya yang benar berati RG sedang memberhalakan dan menunggalkan kebenaran padahal kebenaran tidak pernah bisa ditunggalkan tidak mungkin menjadi satu.
Logika tanpa hati nurani atau ketika logika dipisahkan dengan hati nurani maka satu opini atau sebuah argumen bisa menyesatkan.
*Penulis: Analis Politik dan Kebijakan Publik Universitas Ahmad Yani (Unjani)