Dada Rosada: Takut Ditinggalkan Ulama

BANDUNG (Lintasjabar.com),- Menyinggung aksi teroris serta terkait tertangkapnya tersangka teroris di wilayah Cibiru Kota Bandung, belum lama ini, Walikota Bandung, H. Dada Rosada  saat silaturahmi dengan ulama dan umara, jajaran muspida serta aparatur Pemkot Bandung di Pendopo Kota Bandung, Jln. Dalem Kaum, Senin (9/8) malam, meminta para ulama agar lebih intens membina umat.

“Bandung harus benar-benar menjadi tempat yang nyaman berkativitas dan beribadah. Bandung harus benar-benar menjadi tempat yang ramah dan melindungi siapa pun yang tinggal di dalamnya,” kata Dada.

Dirinya menilai, dalam diri seorang ulama terdapat kedalaman ilmu dan kebiasaan hidup yang tidak jauh dari nilai-nilai agama. Para ulama pun memiliki peran strategis dan diakui keberadaannya. Kedekatan ulama dan umara (penguasa) sangat mutlak dibutuhkan. Keduanya memiliki tujuan dan kepentingan yang sama dalam upayanya memajukan dan mensejahterakan umat.

Ditegaskannya, peran ulama dalam kehidupan sangat besar. Apalagi memasuki bulan Ramadan, umat muslim akan banyak menghadapi tantangan berat. Umat muslim harus berhadapan dengan ujian dari Allah SWT untuk menghindari yang dihalalkan pada waktu yang telah ditentukan.  Bahkan diakuinya yang paling ditakuti dirinya saat ini adalah ditinggalkan atau meninggalkan oleh para ulama.

“Ditinggalkan atau meninggalkan ulama adalah sebuah kerugian besar,” terangnya.

Kondusifnya Kota Bandung juga dikatakan Kepala Kementerian Agama Kota Bandung, H. Diding M Hasan. Bandung kondusif selama ini, karena semangat kebersamaan bukan hanya milik Ulama dan Umaro tapi milik semua umat beragama. “Sebagai kota metropolitan, Bandung memang memiliki banyak ormas dan cukup rawan gesekan, namun itu tidak sempat terjadi,” ujarnya.

Kota Bandung kondusif, Diding menambahkan, karena Bandung punya Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) sebagai forum silaturahmi lintas agama yang mungkin tidak dimiliki kota lain. Kota Bandung memiliki 14 ormas Islam tapi kuat bersinergi dalam wadah Forum Silaturahmi Ormas Islam (FSOI). Juga ormas lainnya, diantaranya Dewan Masjid Indonesia (DMI), Majelis Dawah Islamiyah (MDI), Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP). Semua kental bersinergi dengan pemerintah membangun umat. (Herdi)

Tinggalkan Balasan