Edi Siswadi : Prioritaskan Penataan Kelembagaan dan Pengisian Personil Satpol PP

BANDUNG (Lintasjabar.com),- Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, DR. H. Edi Siswadi, M. Si menilai Kota Bandung dengan penduduk lebih dari 2,3 juta jiwa, memiliki beban berat dalam mengurusi tugas-tugas pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman ketertiban umum terkait aktivitas pedagang kaki lima (PKL).

Lebih dari itu, Edi menganggap tidak sedikit ruang publik diantaranya trotoar, badan jalan, taman-taman kota ataupun fasilitas sosial maupun fasilitas umum lainnya, berubah fungsi menjadi kawasan PKL. Menjadikan kawasan ini cenderung kumuh dan rawan kemacetan lalu lintas, seperti yang selama ini terjadi di kawasan Lapangan Gasibu Bandung maupun di kawasan lainnya yang diprioritaskan bebas dari PKL.

“Mengembalikan ke fungsinya semula sebagai ruang publik, menuntut peran dan fungsi Sat Pol PP yang cukup strategis.  Namun persoalannya, meski punya semangat luar biasa bekerja siang malam, minimnya petugas dirasakan Permkot Bandung belum bisa membawa hasil yang maksimal,” terangnya usai launching pencairan dana APBD untuk program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) Mandiri Tahun Anggaran 2010 di Kelurahan Paledang Kecamatan Lengkong, belum lama ini.

Dirinya meminta, agar ke depan Badan Kepegawaian Daerah, untuk prioritas penataan kelembagaan termasuk pengisian sumber daya pengisian personilnya, Sat Pol PP agar diprioritaskan hingga mencapai jumlah ideal.

“Jumlah ideal untuk pengisian sumber daya pengisian personilnya, Sat Pol PP ya… minimal limaratus orang,” ungkapnya. Ditambahkannya, aparat Sat Pol PP Kota Bandung harus diupayakan yang muda-muda yang memiliki tingkat kesemaptaan memadai.  Selain pula, diberi tunjangan yang berbeda dengan pegawai negeri sipil lainnya.

Dikatakannya, tingkat kesejahteraan cukup layak bagi personil Sat Pol PP akan berimbas serta mampu melaksanakan tugas-tugas yang dilimpahkan wali kota dalam menangani ketenteraman dan ketertiban umum.

“Sat Pol PP kedepan benar-benar mampu mampu menertibkan titik-titik yang selama ini menjadi pusat aktivitas kota. Kawasan kota yang  terbebas dari kekumuhan, terciptanya keteraturan sekaligus ketertiban,” tandasnya. (Herdi)

Tinggalkan Balasan