MALAYSIA – Meskipun pesan utama dari buku pelajaran tersebut adalah integrasi dari tiga kelompok ras utama di Malaysia yakni Melayu, China, dan India, namun etnis India menganggap buku tersebut telah memberikan gambaran negatif bahwa etnis India di Malaysia berasal dari kasta terendah yakni paria yang dalam bahasa Inggris secara umum diartikan sebagai orang yang terusir. Keluhan lain adalah karena buku tersebut dianggap mencerminkan etnis India Malaysia memiliki keluarga yang bermasalah karena para prianya adalah suami yang tidak bertanggung jawab. Mereka mengancam akan membakar buku tersebut kecuali dicabut dari pelajaran sekolah karena dianggap menghina mereka.
Kemarahan mereka atas buku tersebut tampaknya berakar pula dari semakin berkembangnya perasaan keterasingan di kalangan etnis India yang jumlahnya sekitar 10% dari total penduduk Malaysia.
Buku yang berjudul Interlok Tingkatan 5 itu diwajibkan untuk dibaca siswa kelas menengah mulai tahun ini. Akan tetapi koalisi etnis India Malaysia berpendapat sebaiknya buku itu tidak diajarkan kepada kaum muda karena bertentangan dengan upaya Perdana Menteri Najib Abdul Razak dalam membangun persatuan nasional di Malaysia. Kebijakan bumi putera telah menghambat etnis India di bidang pendidikan maupun bisnis, dan banyak dari mereka yang mendapat gaji rendah.
Sementara itu partai etnis India terbesar di Malaysia juga meminta agar buku tersebut ditarik dari sekolah.