TEROBOSAN Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dalam merevitalisasi dan mengelola serta memperjuangkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan kepeduliannya terhadap lingkungan kembali mendapat penghargaan Goverment Award dari Sindo Weekly dengan Kategori Peduli Lingkungan. Sebelumnya penghargaan yang sama pernah diraih Pemkot Bandung pada tahun 2014. Sehingga secara beruntun selama dua tahun ini, Pemkot Bandung mengecap sebagai Kota yang peduli serta ramah lingkungan.
Government Award 2015 adalah ajang penghargaan kepada daerah yang digelar oleh majalah Sindo Weekly untuk kedua kalinya. Kegiatan ini juga dalam rangka perayaan hari ulang tahun (HUT) ketiga majalah tersebut. Penilaian penghargaan dilakukan oleh tim redaksi Sindo Weekly yang diketuai oleh Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Prof Dr Sudarsono Hardjosoekarto. Diawali oleh riset dari berbagai referensi, kemudian tim redaksi menentukan tiga nominator pemenang untuk masing-masing kategori.
Dalam acara Majalah SINDO Weekly Government Award 2014 tersebut diberikan 23 penghargaan pada 20 Kepala Daerah Kabupaten / Kota dan 3 untuk Gubernur atas prestasi Daerah/Provinsi nya yang dihadiri oleh Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional Armida Alisjahbana.
Penghargaan diterima Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil yang diserahkan oleh Ketua DPD RI Irman Gusman, disaksikan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Andrinof Chaniago, di ballroom Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (19/3) malam. Mendapat penghargaan tersebut, Kang Emil bersyukur atas apresiasi yang diberikan Sindo weekly kepada pemerintah Kota Bandung. Dia mengucapkan terima kasih atas apresiasi yang diberikan.
Untuk kategori peduli lingkungan kabupaten yang menerima penghargaan adalah kabupaten Bojonegoro, sedangkan untuk tingkat provinsi adalah provinsi Jawa Barat. Secara keseluruhan pemerintah daerah yang menerima penghargaan berjumlah 38 pemerintah daerah.
Usai menerima penghargaan, Ridwan Kamil atau yang biasa disapa Kang Emil mengucapkan syukur alhamdulillah atas apresiasi yang diberikan sindo weekly kepada pemerintah Kota Bandung. “Saya mengucapkan terima kasih atas apresiasi yang diberikan kepada kami,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakannya penghargaan ini berupa penghargaan untuk inovasi lingkungan yang dilakukan Pemkot Bandung. “Contoh inovasi yang kita lakukan adalah, taman-taman tematik, dan menjadikan lebih banyak ruang hijau. Disamping itu Gerakan Bandung Berkebun dikombinasikan dengan Gerakan Pungut Sampah,” jelasnya.
Bandung Berkebun
Inovasi yang dilakukan Pemkot Bandung dalam pengelolaan lingkungan adalah kombinasi Bandung Berkebun dan gerakan pungut sampah. Hal tersebut, terangnya, diharapkan akan lebih meningkatkan indek kebahagian dari masyarakat Kota Bandung.
Langkah serta kerja keras yang dilakukan Pemkot Bandung dalam menata taman-taman yang dulunya terkesan kumuh bahkan tak terawat, menjadi alternatif arena rekreasi masyarakat Kota Kembang ini memang tidak sia-sia. Juga Gerakan Bandung Berkebun menjadikan Kota Bandung dalam kepemimpinan Ridwan Kamil dinilai telah banyak melakukan ragam inovasi terkait pelestarian lingkungan. Serta membuat banyak perubahan di Kota Bandung, terutama program revitalisasi RTH.
Dalam Gerakan Bandung Berkebun, Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil mengajak warga untuk mau berkebun di kota. Menurutnya, mungkin saat ini kondisinya masih masa transisi, namun demikian dirinya merasa optimistis dalam waktu tidak terlalu lama berkebun di perkotaan menjadi terbiasa.
“Mudah-mudahan setahun dua tahun bertani di kota tidak menjadi hal yang aneh lagi. Kalau teknik atau metoda yang digunakan dalam berkebun di kota ini bisa melalui hidroponik, atau menggunakan pot, pokonya metodenya silahkan saja disesuaikan yang cocok,” ujarnya.
Wali Kota juga menuturkan, apabila saat ini program Bandung berkebun sudah mulai berjalan, dan apabila nanti sudah mulai berproduksi maka tempat jualannya di Bandung Agri Market. “Kalau program Bandung berkebun ini sudah berproduksi maka petaninya tidak perlu pusing memikirkan marketnya, karena sudah ada Bandung Agri Market ini,” jelasnya.
Berkebun di kota bukan merupakan hal yang mustahil, namun tegasnya, masyarakat bisa memanfaatkan ruang yang tidak terlalu besar di halaman rumah atau menggunakan media-media yang umum dan efektif seperti hidroponik, vertikultur atau taman minimalis. Hal ini bertujuan untuk melebarkan ruang terbuka hijau di mana saja, tersebar di seluruh kota.
“Tanaman apa saja yang bisa ditanam tentu berbagai macam namun sederhana, seperti cabe, sosin, jahe atau kunyit yang memiliki berbagai manfaat, atau misalnya tanaman-tanaman hias beraneka macam yang bisa memperkaya keindahan dengan warna-warnanya,” terangnya.
Senada dengan Wali Kota Bandung, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Elly Wasliah pun menuturkan, bahwa saat ini sudah sekitar 120 RW yang mewakili kelurahan masing-masing dalam program Bandung berkebun sudah berjalan, mulai dari sosialisasi dan pelatihannya. Rencananya ada sekitar 151 RW yang ikut program ini, mewakili jumlah keseluruhan kelurahan yang ada di Kota Bandung.
Selain itu, Elly juga mengatakan, sesuai perintah Wali Kota Bandung kepadanya untuk menyelenggarakan Agri Market di setiap kecamatan, dirinya pertama-tama tentu saja akan berkoordinasi dengan para camat se-Kota Bandung. “Diharapkan bulan depan ada satu kecamatan yang menyelenggarakan agri market seperti ini,” pungkasnya.
Sementara di Kota Bandung sendiri, saat ini anggota aktif dari Komunitas Bandung Berkebun berjumlah 25-30 orang. Mereka terdiri dari mahasiswa, ibu rumah tangga, para pekerja, siswa SMP dan SMA yang ada di sekitaran Kota Bandung. Telah banyak program yang telah diluncurkan sejak awal terbentukknya hingga saat ini, di antaranya ngebon weekend dan udunan ngebon.
Ngebon weekend merupakan kegiatan yang dilakukan setiap hari minggu. Dalam kegiatan tersebut biasanya diisi dengan sharing ilmu baru soal menanam, praktek menanam, pemeliharaan kebun, dan memberikan ide-ide baru dalam mengembangkan Bandung Berkebun itu sendiri ke depannya.
Sedangkan konsep dari Udunan Ngebon adalah mengajak semua elemen masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam membuat kebun. Dalam acara tersebut, warga secara sukarela memberikan bantuan berupa batu bata, kayu, terpal, dan barang-barang lainnya. Hasil sumbangan itu nantinya dikreasikan menjadi barang-barang yang berguna di kebun.
Bandung Berkebun, sebuah gerakan yang bernaung di bawah komunitas Indonesia Berkebun ini, muncul mengatasnamakan rasa kepedulian terhadap lingkungan.
Seperti yang dituturkan Listya, salah satu penggiat Bandung Berkebun yang mengikuti gerakan Bandung Berkebun ini terdiri dari macam-macam lapisan, seperti masyarakat umum, anggota komunitas dan professional. Tapi lanjutnya, para penggiat berkebun semua lintas jurusan, bahkan tidak ada spesifikasi jurusan pertanian.
Diakui Listya, sosok Ridwan Kamil, adalah nama di balik pergerakan berkebun ini. Tokoh arsitektur Indonesia yang mengenalkan istilah Bandung Creative City ini benar-benar membuat masyarakat muda mau ikut andil dalam gerakan cinta lingkungan ini. Bermula dari Indonesia Berkebun yang terbentuk pada Januari 2011, kemudian menyebar ke 15 kota besar lainnya, dan salah satunya adalah kota Bandung yang mulai diluncurkan pada 21 Mei 2011.
Pada awalnya, Bandung Berkebun memulai perjalanannya dengan berkebun di daerah Sukamulya. Terdapat 3 bagian utama dari kebun tersebut, yaitu ruang terbuka hijau, ruang edukasi anak dan ruang publik bagi masyarakat lokal. Namun akhirnya, gerakan ini makin meluas dan menularkan virus penghijauannya ke seluruh penjuru Bandung. Ditambah lagi dengan kekuatan social media, membuat nama Bandung Berkebun makin berkibar di dunia maya.
Cara berkebun seperti ini memiliki manfaat untuk lingkungan, sosial serta bidang ekonomi. “Yang kita inginkan dari Bandung Berkebun ini nggak hanya sekedar event, tetapi juga jadi media perluasan pergerakan urban farming.”
Sepak terjang Bandung Berkebun dengan mengusung motto dari Bandung Berkebun, “Digali, Ditanam, Disiram”, Bandung Berkebun akan kembali menumbuhkan nuansa hijau di bumi kota kembang.
Seperti halnya juga diselenggarakan Cisitu Berkebun di RW 12, Cisitu, Kota Bandung. Cisitu Berkebun ini diinisiasi oleh tokoh lingkungan Cisitu bernama Wawan dengan dibantu oleh Pemerintah Kota Bandung serta Kementrian Ganesha Hijau ITB. Kurang lebih 30 orang yang terdiri dari warga sekitar dan mahasiswa ITB turut meramaikan acara Cisitu Berkebun ini. Gerakan Cisitu Berkebun diadakan dalam rangka mendukung program Pemerintah Kota Bandung, yakni Bandung Berkebun.
Berbagai tanaman hias dan bibit sayuran telah disiapkan untuk ditanam pada Cisitu Berkebun ini. “Pemerintah Kota Bandung-lah yang memberikan bantuan berupa tanah, pupuk, bibit sayuran, tanaman hias dan sebagainya kepada cisitu berkebun,” jelas Nevi Ayu Envirani (Manajemen Rekayasa Industri 2011) selaku perwakilan dari Kementrian Ganesha Hijau ITB. RW 12 Cisitu merupakan target dari Cisitu Berkebun kali ini, karena memang selain RW 12 merupakan RW terbesar di Cisitu, RW 12 telah ditunjuk sebagai RW percontohan oleh Pemerintah Kota Bandung dalam hal berkebun.
Upaya untuk merawat hutan kota demi kesehatan manusia-manusia perkotaan juga bisa dimulai dengan aksi individunya. Kita semua bisa melakukan aksi peduli lingkungan dan pelestarian alam di perkotaan dengan melakukan kegiatan yang sangat sederhana, yaitu berkebun. Semua orang akan bisa memulai belajar berkebun di perkotaan, istilah populernya saat ini adalah Urban Farming. (Adv)