BANDUNG (LJ),- Kota Bandung menjadi kota pertama kali di Indonesia yang melakukan pembangunan sarana saluran serat optic bawah tanah bersama. kegiatan memindahkan saluran kabel fiber optic diudara bersama kedalam saluran (ducting) kedalam tanah itu ditandai dengan pemecahan kendi oleh Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivanda bersama Kepala Bappeda Provinsi Jawa Barat, Deni Juanda, juga Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung, Bulgan Alamin, di Jl. Merdeka, Rabu (29/05/2013)
Sarana saluran serat optic bawah tanah bersama kota Bandung adalah merupakan sarana dan utilitas saluran infrastruktur jaringan komunikasi yang dapat digunakan secara bersama oleh seluruh penyelenggara layanan komunikasi yang dilakukan secara terpadu dengan perencanaan dan penataan estetika kota. Penyediaan infrastruktur broadband secara menyeluruh telah ditetapkan menjadi bagian dari program nasional MP3EI (Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan) pada sector pembangunan ICT (Information and Communication Technology) untuk penguatan konektivitas nasional.
Peresmian acara ground breaking penyediaan sarana saluran (ducting) kabel fiber optic bersama bawah tanah kota bandung tersebut diawali dengan menjalankan mesin pemotong jalan (trancher) sebagai tanda dimulainya penanaman saluran kabel fiber optic bawah tanah bersama. Proses memasukan kabel fiber optic dilakukan dengan metoda blowing dengan udara bertekanan tinggi untuk mendorong kabel pada saluran ducting dan terahir dilakukan seremonial penurunan kabel fiber optic udara untuk selanjutnya digantikan oleh saluran kabel fiber optic bersama bawah tanah sebagai tanda komitmen pemerintah kota bandung dalam pengaturan dan penataan estetika kota serta berperan aktif dalam menyediakan utilitas infrastruktur broadband telekomunikasi diwilayah kota Bandung.
Dikatakan Ayi, “pada prinsipnya dalam rangka mewujudkan Kota Bandung menjadi ‘smart city’, melalui ducting yang terintegrasi bersama ini nantinya tidak ada lagi kabel-kebel yang merentang di udara, sehingga dapat memperindah estetika kota,” katanya.
Hal senada dikatakan Bulgan, di Kota Bandung hampir 350km kabel yang membentang di udara, “Ducting ini sebuah alat untuk membantu mengisi kabel fiber optik ke dalam tanah kedalaman sekitar 50cm dan lebar galian 5cm sampai 10cm, selama ini kabel fiber optik yang ada di udara kita coba turunkan kemudian dimasukan kedalam ducting, hal ini berkaitan dengan estetika keindahan kota yang terganggu kabel yang tidak tertata dengan rapi,” terangnya.
dilakukannya Penataan jaringan kabel fiber optic dikota Bandung secara serempak mengingat kondisi eksisting terutama jalur kabel fiber optic diudara menganggu keindahan pemandangan / estetika kota. Pengaturan dan penataan kembali saluran kabel fiber optic diudara melalui kegiatan memindahkan kedalam saluran (ducting) fiber optic bersama dibawah tanah dapat menjadikan estetika kota Bandung tertib, bersih dan indah serta menjadi kota yang memiliki utilitas lengkap dengan sarana saluran jaringan komunikasi fiber optic berkecepatan tinggi salah satunya untuk internet.
Tahap pertama pembangunan Ducting bersama di Kota Bandung berjarak total sekitar 111,5 KM, Pembangunan tersebut nantinya akan dapat digunakan secara bersama oleh para operator dalam satu saluran, dengan harapan kota Bandung dalam 10 (sepuluh) tahun kedepan tidak akan terganggu oleh galian-galian kabel fiber optic yang mengganggu lalulintas, mengotori jalan dan menghambat jalan akes masuk kedalam gedung atau rumah-rumah.
Diungkapkannya oleh Ayi, nantinya kegiatan penggalian sarana utilitas jalan dapat dilakukan secara bersamaan agar dapat mengurangi kegiatan penggalian dan penumpukan tanah sisa galian yang sangat mengganggu bagi para pengguna jalan, “karena prosesnya sangat cepat tidak melakukan penggalian manual tidak akan mengganggu kelancaran lalu lintas yang menyebabkan kemacetan,”
Bulgan mengatakan biasanya pemasangan kabel dalam tanah ini digali manual tapi dengan teknologi mesin pemotong jalan (trancher) ini penggalian menjadi lebih sempit, tidak telalu banyak galian berserakan dan cepat begitu digali bisa langsung ditutup, pemasangan kabel fiber optik melalui ducting sepanjang 150m membutuhkan sekitar 1 jam penggalian.
Penataan sarana saluran (ducting ) kabel fiber optic bersama ini selain untuk menata keindahan kota, merapihkan sarana fasilitas, juga untuk utilitas jaringan telekomunikasi perkotaan, berperan aktif dalam penyediaan sarana infrastruktur telekomunikasi yang dapat dilakukan secara bersama oleh para operator dengan sasaran akhir dapat menyediakan sarana jaringan informasi kepada masyarakat kota Bandung secara terjangkau dan merata.
“Jika berkaitan dengan dana, sebetulnya Pemerintah Kota Bandung tidak mengeluarkan anggaran tapi melalui kerjasama Provinsi Jawa Barat yang menugaskan kepada BUMD untuk membantu pemerintah kota melalui JATEL (Jawa Barat Telekomunikasi) yang berinvestasi, namun ducting ini nantinya menjadi aset pemerintah kota yang akan disewakan kepada para operator telekomunikasi, yang hasil sewanya akan digunakan untuk pengembalian dana dari provinsi, pengelolaan operasional, dan sebihnya akan diserahkan kepada kas daerah, dengan kata lain apabila sudah selesai periode pengembalian akan menjadi aset pemerintah kota” terang Bulgan
Pemerintah kota Bandung bekerjasama dengan pemerintah provinsi dan pusat telah melakukan koordinasi dalam perencanaan penataan dan pengaturan sarana saluran kabel fiber optic bersama bawah tanah. Persepektif dari aspek kepastian jalur dan persebaran saluran kabel serat optic (supply site) secara terpadu direncanakan oleh pemerintah daerah sehingga dapat diselaraskan dengan perencanaan pengaturan estetika dan pertumbuhan kota. Perspektif dari aspek kebutuhan jalur dan persebaran layanan sesuai kebutuhan pengguna layanan (demand site) minimal untuk 10 (sepuluh) tahun kedepan diprogramkan secara bersama dengan para pelaku operator dan provider yang dikoordinasikan oleh pemerintah pusat. Sinergi dan Koordinasi perencanaan kebutuhan infrastruktur broadband telekomunikasi secara terpadu tersebut diharapkan kedepan dapat dijadikan model percontohan dalam penyediaan sarana infrastruktur ICT-nasional dalam kerangka percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur broadband untuk konektivitas nasional (national broadband network / NBN).
“Tahap pertama Investasi untuk 111,5km dari panjang jalan dikota bandung 1100km ini menggunakan sekitar 47-48 milyar, mudah mudahan dalam lima tahun itu menjadi aset pemerintah kota, kerena jalan di kota bandung ini hampir 1100km ini dan kebutuhan teknologi Kota Bandung tinggi pasti kedepannya kami akan mengusulkan membentuk BUMD telekomunikasi tingkat pemerintah kota,” papar Bulgan.
Pemanfaatan sarana saluran (ducting) kabel serat optic bawah tanah secara bersama dari aspek keekonomian dapat meningkatkan efisiensi dari program investasi bagi para pelaku penyelenggara layanan. Teknologi sarana saluran ducting bersama secara teknis telah teruji dimana dalam satu jalur terdiri beberapa selongsong yang dapat menampung jalur kabel fiber optic dengan kapasitas yang sangat besar. Kepastian jalur dan persebaran dalam beberapa tahun kedepan dapat diproyeksikan secara pasti sesuai dengan pertumbuhan kota dan persebaran kebutuhan pelanggan, sehingga dari aspek perencanaan bisnis dan keekonomian mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam memberikan layanan komunikasi yang berbasis jaringan broadband (jaringan pita lebar) secara terjangkau dan merata. sehat dan sejahtera. (Ihsan)