KAB. BANDUNG, LJ – Tantangan utama dalam mencapai keamanan pangan adalah meningkatkan produktivitas pertanian guna memenuhi permintaan yang terus meningkat. Pertumbuhan populasi global, urbanisasi, perubahan iklim, dan degradasi lahan semakin mempersulit upaya ini.
Selain itu, kurangnya akses ke sumber daya dan teknologi pertanian modern, serta ketimpangan distribusi pangan juga menjadi faktor yang mempengaruhi keamanan pangan.
Atas hal itu, peringatan Hari Keamanan Pangan Sedunia 2023 atau disebut juga dengan World Food Safety Day (WFSD) yang diperingati setiap tanggal 7 Juni adalah agenda kelima sejak perayaan pertama pada tahun 2019. Bahkan Hari Keamanan Pangan Sedunia 2023 menjadi momen penting untuk merefleksikan mengenai tantangan dan upaya yang dilakukan demi mencapai keamanan pangan sedunia.
memperingati momentum itu, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, peringatan Hari Keamanan Pangan Sedunia Tahun 2023 merupakan momentum untuk mengkonsolidasikan seluruh kemampuan dan kekuatan untuk menjaga keamanan pangan.
“Kita tahu bahwa dunia saat ini menghapi berbagai penyakit-penyakit hewan, bahkan penyakit hewan yang puluhan tahun kemarin sudah tidak ada muncul kembali. Oleh karena itu, kewaspadaan kita harus terus kita tingkatkan,” kata Mentan Syahrul dalam siaran persnya Jakarta, Kamis (8/6)
Sedangkan berkaitan dengan hal tersebut, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) H. Jajang Rohana, S. Pd.I menandaskan momentum tersebut harus menjadi memonetum dalam memajukan kesejahteraan rakyat.
Sebagai yang duduk di kursi parlemen, diakui dirinya acapkali mendapat keluhan dan curhatan masyarakat sebagai warga konstituensnya di Kabupaten Bandung. Sedang legislator mengemban kewajiban dan tugas dalam memperjuangkan kesejahteraan masyarakat secara umum.
“Inilah tema kita, apa saja yang menjadi kesejahteraan umum itu, yakni terpenuhi sandangnya, terpenuhi pangannya, papannya, jaminan pendidikan, kesehatan, dan rasa aman. Jadi inilah yang menjadi tema kita, perjuangan membela kepentingan rakyat itu,” katanya.
Terkait kebutuhan sandang, menurut Jajang, masyarakat relatif dapat menjangkaunya. Hal tersebut dapat diamati sejauh ini masyarakat sudah berpakaian bagus dan itu terpenuhi. Namun tidak demikian dengan kebutuhan Pangan, masyarakat masih mengeluh dengan harga yang kadang tak stabil.
“Kebutuhan pangan, masih menjadi keluhan dari masyarakat. Ini terjadi masalahnya dikarenakan tak setabilnya harganya,” kata Jajang.
Anggota Komisi IV DPRD Jabar ini pun mendorong pemerintah agar dapat menstabilisasi harga kebutuhan pangan.
“Masyarakat tidak untuk diberi karena negara tak akan mampu jika harus memberi, artinya bahwa pangan ini harus stabil harganya. Di negara kita pangan itu naik terus tak stabil harganya, saya itu dulu jaman sekolah beli bala-bala harganya Rp 10, kemarin Rp 1000, bahkan ada yang Rp 5 ribu dapat tiga,” ujar Jajang.
Harga pangan tersebut, kata Jajang, naik terus ini tak stabil harganya, tugas negara itu menstabilkan harga. Sehingga dengan demikian ada kepastian.
“Jadi pendapatan ini terukur dan terencana,” pungkasnya. (AdiPar)