GARUT (Lintasjabar.com),- Derita yang menimpa Emun (55), warga Kp. Bojongsari RT. 08/03, Ds. Dangdeur, Kec. Banyuresmi, Kab. Garut, tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Betapa tidak, sudah sebelas tahun lamanya dia menderita lumpuh, sehingga tidak bisa beraktifitas. Kesehariannya, dia hanya bisa berbaring di tempat tidur.
Tak hanya itu, penyakit yang diderita Emun juga diturunkan kepada tiga anaknya yakni Adah (30), Aah (28), dan Yudi (21). Menurut keterangan yang dihimpun Tadjuk, dari beberapa tetangga dekatnya, Aah menderita lumpuh sejak 5 tahun lalu sejak melahirkan putra pertamanya. Adah, lumpuh sejak sekitar 4 tahun lalu, sedangkan Yudi dua tahun lalu.
Keempat penderita kelumpuhan itu tinggal dalam satu rumah panggung yang tampak kumuh dan tidak terurus dalam perawatan Haryati (50) istri Emun. Wanita renta ini, secara telaten merawat suami dan tiga anaknya.
Selama ini, Emun sama sekali tidak pernah mengupayakan pengobatan. Dia hanya bisa pasrah sambil merenungi nasibnya. Emud beranggapan, penyakit lumpuh yang menimpa dia dan keluarga merupakan penyakit keturunan sehingga tidak bakalan bisa diobati.
Melihat keadaan itu, Bupati Garut, H. Aceng H.M. Fikri, S.Ag., mengaku sangat prihatin. Pihaknya berjanji akan memfasilitasi pengobatan keluarga Emun hingga sembuh. Pernyataan itu dilontarkan Fikri saat orang nomor satu di Kab. Garut tersebut berkesempatan menjengok kelurga Emud di rumahnya, beberapa hari yang lalu
“Untuk biaya pengobatan, saya rasa tidak ada masalah. Sebab, keluarga Pak Emud sudah terdaftar sebagai anggota Jamkesmas. Dengan demikian, biaya pengobatan sudah ditanggung pemerintah. Begitupun dengan biaya lainnya seperti transformasi dari kampung halaman menuju rumah sakit, semuanya akan ditanggung pemerintah,” jelas bupati.
Menurut dr. Leli Juliani, petugas dari Puskesmas Bagendit, secara kasat mata kondisi tulangnya tampak baik. Diperkirakan, Emun sekeluarga menderita penyakit Neoropiati alias gangguan syaraf dan otot. Penyebabnya, bisa diakibatkan keturunan (genetik).
Akan tetapi, jika dilihat dari gejala awalnya yakni demam, maka kemungkinan besar penyakit lumpuh yang diderita Emun sekelurga akibat terinfeksi virus. Kendati demikian, Leli belum berani memastikan sebelum dilakukan uji labolatorium.
Disinggung masalah lambatnya penanganan. Bupati menjelaskan, semua itu disebabkan komunikasi tidak efektif lantaran lokasi tempat tinggal keluarga Emun cukup jauh. Untuk itu, bupati mengimbau khususnya kepada kepala desa terkait agar segera menginformasikan jika ada kejadian seperti ini. (denirinjani)