Jalan Gerilya Ambrol, Rawan Kecelakaan

BANJAR (Lintasjabar.com),- Kota Banjar sebagai kota transit sempat mengenyam masa-masa kejayaan dimana letaknya yang strategis secara geografis menjadikan Banjar sebagai  pintu gerbang menuju obyek wisata pantai Pangandaran sekaligus perbatasan jawa barat dan jawa tengah. Kondisi tersebut sempat menopang perekonomian masyarakat kota Banjar. Pada masa itu, terasa sekali geliat perekonomian karena terbantu system transportasi yang menjadikan kota Banjar sebagai wilayah transit untuk perjalanan ke jawa tengah dengan bus maupun kereta. Hingar bingar wilayah Banjar tatkala itu seolah hidup karena masyarakat diuntungkan secara ekonomi maupun pariwisata  dengan kedatangan para pelancong maupun turis. Praktis, penginapan maupun hotel tidak sesepi saat ini tatkala system transportasi kemudian mengalami perubahan.

Kini, kota Banjar setelah delapan tahun masa transisi dari kabupaten Ciamis berupaya kembali menghidupkan kawasan kota Banjar seperti masa kejayaannya dulu. Berbagai fasilitas infrastruktur yang berkaitan dengan pelayanan public ditingkatkan demi menggali segala potensi yang dapat mendongkrak sumber daya manusia kota Banjar yang nantinya juga akan mempengaruhi kenaikan PAD.

Semenjak status Kota Banjar sebagai  otonomi daerah diresmikan, Walikota Banjar DR H Herman Sutrisno dalam masa kepemimpinannya dari awal Kota Banjar berdiri hingga dua decade masa pemerintahannya sekarang selalu berupaya membangun akses jalan  didalam perkotaan sampai ke pelosok desa guna mempermudah masyarakat dalam aktivitas perekonomiannya.

Sayangnya, impian Kota Banjar untuk mewujudkan kota transit demi kesejahteraan masyarakat kali ini banyak mengalami kendala tekhnis yang cukup vital demi keberlangsungan visi dan misi kota. Pasalnya, beberapa ruas jalan didalam kota termasuk jalur pariwisata menuju pantai Pangandaran mengalami kerusakan yang sangat parah.

Seperti yang terjadi di jalan Gerilya yang merupakan jalur pariwisata ada beberapa ruas jalan yang mengalami kerusakan bahkan sebagian jalan ambrol sehingga harus dijaga oleh masyarakat sekitar untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan.

Ambrolnya jalan gerilya bertepatan di titik tikungan tajam dikhawatirkan warga akan mengundang kecelakaan bagi pengemudi kendaraan dimalam hari karena warga setempat tidak bisa menjaga lokasi ambrolnya jalan tersebut sepanjang malam.

“Saya harap pemerintah secepatnya memperbaiki jalan yang ambrol tersebut karena khawatir akan menimbulkan korban apalagi  jalan ini merupakan jalur pariwisata jadi bagaimana kota Banjar bisa mewujudkan visi misinya apabila factor pendukungnya tidak diperhatikan”, tukas Ujang, salah satu warga yang rumahnya berdekatan dengan lokasi ambrolnya jalan tersebut. (susi)

 

Tinggalkan Balasan