BANDUNG (Lintasjabar.com),- Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar, Ir. H. Herdiwan Iing Suranta, MM berharap kabupaten/kota agar lebih mengedepankan kelokalan yang ada di daerahnya masing-masing dalam mengembangkan kepariwisataan. Selain itu, pengembangan kepariwisataan, sebaiknya meminta masukan atau pendapat wisatawan mancanegara maupun domestik.
Demikian ditegaskannya, terkait pengembangan kepariwisataan di Jawa Barat, khususnya di kabupaten/kota yang sejauh ini tidak memperhatikan pasar. Dirinya menilai, kebanyakan pengembangan pariwisata mengarah ke modernitas, khususnya wisata alam (ecotourism). Sementara local wisdom-nya dan local genius-nya banyak ditinggalkan.
“Mengembangkan kepariwisataan, khususnya wisata alam dengan kelokalan (local wisdom) tidak memerlukan investasi yang cukup besar. Sebab pemerintah kabupaten/kota hanya mengembangkan kepariwisataan di daerah penyangganya,” ungkapnya.
Diakuinya, hal tersebut bias terlihat di berbagai objek wisata yang banyak membangun penginapan serta fasilitas lainnya semodern mungkin untuk menarik wisatawan mancanegara. Sementara, lanjutnya, para wisatawan yang datang ke Jabar umumnya mencari sesuatu hal yang alami.
“Jangan mengembangkan kepariwisataan asal alus keur sorangan, tetapi harus bagus menurut semua orang,” tandasnya.
Menyayangkan
Pada kesempatan itu pula, Herdiwan menyayangkan sikap beberapa anggota dewan maupun masyarakat tentang biaya promosi kepariwisataan di Jabar yang dinilainya terlalu besar. Padahal menurutnya, promosi kepariwisataan harus dianggap sebagai investasi jangka panjang, karena dampaknya baru akan terasa tiga hingga lima tahun kemudian. Biaya promosi kepariwisataan Jabar untuk tahun ini, tambahnya, mencapai Rp 3 miliar atau naik sekitar 100% dari tahun lalu. Sedang diakui Herdiwan, investasi di pariwisata hasilnya tidak bisa dirasakan dalam jangka pendek.
“Ini yang mengundang nada miring di kalangan anggota dewan maupun masyarakat. Kami mempromosikan wisata di Jabar ini ke luar negeri dan luar daerah di Jabar, termasuk ke media televisi nasional,” tandasnya. (Ihsan)