Kemenristekdikti Dampingi Percepatan Akreditasi Jurnal Ilmiah di Bandung

BANDUNG, LJ – Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menargetkan sejumlah 8000 jurnal terakreditasi Sinta pada taun 2019. Untuk melakukan percepatan tersebut, Kemristekdikti melakukan pendampingan dan workshop yang berlangsung 2 hari dari 26-28 Juni serta dibagi menjadi 40 batch.

Suasana Workshop dan Pendampingan percepatan akreditasi jurnal ilmiah elektronik

Bandung sendiri menjadi tempat ke 13 dalam melakukan percepatan tersebut, setelah sebelumnya dilakukan di Majene Sulawesi Barat belum lama ini.

Workshop dan Pendampingan percepatan akreditasi jurnal ilmiah elektronik yang melibatkan 40 peserta dari perguruan tinggi negeri dan swasta yang berasal dari wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Tengah, NTB, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

Dikatakan Kepala Subdit Fasilitasi Jurnal Ilmiah Kemenristekdikti, Dr. Lukman, S.T., M.Hm. untuk mengejar target sampai 8000 jurnal tersebut, kemenristekdikti gencar melakukan workshop sekaligus pendampingan, bekerjasama dengan asosiasi jurnal dan sejumlah perguruan tinggi di daerah. Batch ke 13 sendiri bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Islam Bandung.

“Dari 8000 target pada tahun 2019, minimal 1600 diharapkan terakreditasi yang difasilitasi oleh percepatan dan pendampingan, sementara 1800 jurnal jadi target kementerian untuk para rektor perguruan tinggi, sisanya baru melalui jalur regular,” terangnya di Hotel Grand Tjokro Bandung, Kamis (26/6/2019)

Dari 8000 jurnal terakreditasi tersebut, sambungnya, target kemenristekdikti tidak akan muluk-muluk yang penting masuk Sinta 2 sampai dengan 6.

Suasana Workshop dan Pendampingan percepatan akreditasi jurnal ilmiah elektronik

“Kita gak muluk-muluk, yang penting masuk dulu sinta, tahun ini belum ke kualitas, tapi kuantitas, yang penting masuk Sinta 2 sampai dengan 6. Kita kasih tau tim jurnal masing-masing, kekurangan di sini, salahnya di sini. Baru tahun depan kita ke kualitas.” ujarnya yakin.

Melalui workshop dan pendampingan batch Bandung, Lukman berharap, dari 40 jurnal yang didampingi 25 persennya masuk sinta 2 dan 3, 40 persennya masuk sinta 4, dan sisanya masuk sinta 5 dan 6.

Sedangkan Ketua LPPM Universitas Islam Bandung, Prof. Dr. Atie Rachmiatie, M.S. berharap bahwa dengan adanya percepatan ini, jurnal Indonesia sebentar lagi menyalip Malaysia dan yang selanjutnya Singapura, sehingga nantinya bisa leading, memimpin publikasi ilmiah di ASEAN.

“Kondisi Jurnal di Indonesia cukup berat, hal ini karena mungkin budaya menulisnya masih kurang, birokrasinya, namun dengan adanya workshop dan pendampingan ini kemenristekdikti dapat melakukan langkah-langkah konkret bagi jurnal potensial untuk bisa mengakreditasinya sehingga bermunculan jurnal-jurnal elektronik yang terakreditasi,” ujar Atie.

Deklarasi Asosiasi Jurnal Ilmu Dakwah

Bersamaan dengan workshop dan proses pendampingan, dilakukan deklarasi Asosiasi Jurnal Ilmu Dakwah (AJID) seluruh Indonesia yang diinisiasi Dr. Uwes Fatoni.

Dr. Uwes Fatoni

Uwes yang juga merupakan Ketua Unit Penerbitan Jurnal Ilmu Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung mengatakan bahwa kebutuhan media publikasi ilmiah dosen fakultas Dakwah dan komunikasi se-Indonesia sangat tinggi namun belum seimbang dengan jumlah jurnal yang terakreditasi Sinta.

Untuk itu, ia menilai perlu diinisiasi pembentukan AJID bersama Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia (APDI) atau forum dekan dakwah PTKIN.

“Diharapkan melalui asosiasi ini, Jurnal Ilmu Dakwah semakin banyak yang terakreditasi dan masuk sinta. Saat ini baru 7 Jurnal Ilmu Dakwah yang sudah terakreditasi Sinta, dalam kegiatan percepatan di Bandung bertambah 14 jurnal,” pungkasnya. (San)

Tinggalkan Balasan