Konsekuensi Perubahan, 390 SMA/SMK Tidak Terdaftar Dapodik

BANDUNG LJ – Sekitar 390 SMA/SMK di Jawa Barat belum terkoneksi dengan dana pokok pendidikan (dapodik). Hal ini, sangat berpengaruh terhadap Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA di Jabar yang hanya mencapai 61 poin. “Dapodik ini memang sangat komputerisasi. Di Jabar ada sekitar 390 lebih sekolah yang belum terkoneksi. Banyak instrumen yang tidak lengkap,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat, Asep Hilman kepada wartawan di Bandung kemarin.

Hal ini, tambahnya, tidak berdampak pada perbaikan posisi APK. Seolah-olah APK SMA di Jabar rendah. Padahal, banyak data pendidikan seperti jumlah sekolah dan siswa tidak terdaftar. Selain itu, bagi sekolah yang tidak terdaftar di dapodik yang datanya langsung diolah pusat ini, tidak mendapatkan Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Menurut Asep, pihaknya akan terus mendorong sekolah untuk masuk ke dapodik. “Kami akan terus membantu agar APK SMA Jabar terus merangkak naik,” janji Asep.

Dikatakannya, masih banyaknya sekolah yang tidak terdata di dapodik merupakan konsekuensi logis dari sebuah perubahan. Pusat ingin pendataan pendidikan dilakukan secara komprehensiif.”Di Jabar tentu kami akan terus mendorong dan membina sekolah, untuk melakukan pelaporan dengan baik,” ujarnya.

Sementara itu, Kabid Pendidikan Menengah dan Tinggi Disdik Jabar, Dodin R. Nuryadin menambahkan, karena banyak sekolah yang tidak terdata di dapodik maka APK SMA Jabar hanya 61 poin. Namun saat ini, nyaris semua sekolah yang belum terdata di dapodik sudah mendatanya. “Insya Alloh prediksi kita APK naik sekitar 10 digit, menjadi sekitra 71 atau 72 poin,” janji Dodin.

Menurutnya, tidak terdatanya 390 sekolah nyaris 40.000 siswa tidak terdaftar. Diharapkan, ke depannya semua sekolah terdata di dapodik. (rn)

Tinggalkan Balasan