BANDUNG LJ – Anggota Komisi II DPRD Jabar yang membidangi perekonomian, Yunandar Eka Perwira, mengatakan, anggaran belanja modal sektor perekonomian dalam APBD Jabar 2015 tergolong rendah. Berdasarkan catatan Eka, total belanja modal tersebut sekitar Rp 900 miliar yang dibagi untuk 12 organisasi perangkat daerah Pemprov Jabar.
Menurut Eka,Lambannya pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada semester pertama tahun ini dikarenakan berbagai faktor baik dari eksternal maupun internal. Salah satunya akibat rendahnya belanja modal sektor perekonomian dalam APBD Jabar 2015. jumlah belanja modal ini menjadi yang terendah dibanding provinsi lainnya di Jawa. Idealnya, belanja modal sektor perekonomian mencapai 10 persen dari total APBD.
“Mengacu ke APBD (Jabar 2015), seharusnya 2,5 triliun (rupiah). Belanja modal ini catatannya langsung dari Kementerian Keuangan,” kata Eka di Gedung DPRD Jabar, Bandung, Rabu (5/8).
Sebagai contoh, meski tidak menyebut angka pasti, Eka menilai, anggaran belanja modal untuk Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar tergolong rendah. Padahal, lanjut Eka, produk domestik regional bruto (PDRB) Jabar banyak yang berasal dari sektor industri.”PDRB Jabar itu banyak dari sektor industri. Tapi Disperindag kecil anggarannya. Jadi tidak seimbang,” paparnya.
Ditambahkannya, APBD Jabar untuk sektor perekonomian tidak memberi kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Jabar. “Meski PDRB Jabar menjadi terbesar ke-3 setelah DKI (Jakarta) dan Jatim, ini bukan dampak APBD (Pemprov Jabar). Ini masyarakatnya yang mandiri perekonomian. APBD tidak memberi apa pun,” bebernya.
Oleh karena itu, Eka mendorong agar pemprov meningkatkan anggaran belanja modal untuk sektor perekonomian. Terlebih, tambah Eka, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan berjanji menyiapkan anggaran untuk sektor perekonomian sebesar 10 persen dari total APBD.
“Belanja modal di bidang perindustrian perdagangan, UKM, perikanan, kelautan harus ditingkatkan lagi,” pungkasnya. (Ydi)