Memperingati Hari Donor Darah Se-Dunia, Chong San Gelar Bakti Sosial Donor Darah

BANDUNG (Lintasjabar.com),- Tidak kurang dari 150 peserta donor darah yang berasal dari warga Cibeunying Kidul Kota Bandung turut berpartisifasi dalam gelaran bakti sosial donor darah yang diselenggarakan Sarana Pengobatan Tradisional Chong San bekerjasama dengan PMI Kota Bandung serta Kecamatan Cibeunying Kidul, Senin (25/7) di Surapati Core Jl. PHH. Mustofa No. 39 Bandung.

Hadi Soejono selaku Direktur Utama PT. Sejahtera Abadi Medical Centre yang membawahi Sarana Pengobatan Tradisional Chong San mengungkapkan, bakti sosial adalah bentuk kepedulian pihaknya dalam rangka memperingati Hari Donor Darah Se-Dunia juga menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.

“Menjelang bulan suci ramadhan ini, kita mencoba memberikan langkah nyata dengan berbagi kasih dan kepedulian terhadap sesama khususnya bagi masyarakat sekitar dengan bakti sosial donor darah. Sebelumnya peserta yang mendaftar lebih dari 200 orang, namun kita batasi menjadi 150 orang dan selebihnya sebagai waiting list untuk kegiatan selanjutnya,” terang Hadi seraya menandaskan acara tersebut digelar sebagai rasa kulo nuwun (rasa permisi sebagai pendatang.red) kepada masyarakat sekitar.

Acara yang dihadiri para Muspika, baik Polsek Cibeunying Kidul, Koramil, dan tokoh masyarakat juga diikuti unsur kepemudaan. Peserta donor sendiri usai acara kemudian mendapat makanan serta minuman bergizi dan sarat vitamin.

Dikatakan salah seorang peserta donor, Rosa’ah (37) warga Kelurahan Sukapada Kecamatan Cibeunying Kidul, dirinya merasa senang dapat berpartisifasi dalam kegiatan bakti sosial donor darah terlebih dirinya bisa mengetahui keberadaan Sarana Pengobatan Chong San yang berada di Bandung. Selain itu, dirinya bergembira mendapat dooprize dari undian yang dilaksanakan panitia.

Sejauh ini, lanjut Hadi, pengobatan tradisional di Indonesia banyak menjamur dan sudah cukup banyak. Namun demikian, tambahnya, Chong San sebagai pengobatan tradisional dengan metode pengobatan ala Cina hanya menggunakan pengobatan alami yakni pengobatan herbal dan jamu-jamuan. Disamping itu, tanpa harus dilakukan operasi, keluhan dan penyakit pasien dapat dideteksi hanya dengan teknik Tradisional Chinese Medicene (TCM) yaitu dipegang urat nadinya.

Senada yang diungkapkan Agustini salah seorang shinse yang didampingi dr akupunturis, Lisa Fauziah dan Budi Mulyawan, pengobatan teknik TCM dilakukan dengan empat metoda diantaranya dengan pengamatan langsung kondisi pasien, mewawancarainya, lalu menghirup penciuman pasien selanjutnya peragaan dengan memegang urat nadi sehingga dengan demikian keluhan serta penyakit pasien dapat terdeteksi baik tingkat yang memiliki penyakit sedang, maupun kronis.

“Disini, Chong San meracik sendiri jamu-jamuan sesuai kondisi keluhan dan penyakit pasien, dan hal itu sangat penting untuk kesembuhan pasien sesuai dosis yang dibutuhkannya,” ujar Agustini.

Ditambahkan Hadi pula, keunggulan pengobatan yang dilakukan pihaknya terlebih mengobati penyakit ginjal akut, tumor, kanker, wasir akut dan penyakit lainnya tanpa harus proses operasi. Disamping itu, dipaparkannya, keberadaan pengobatan tradisional china Chong San mencoba mentransfer knowledge kepada shinse-shinse lokal maupun akupunturis lokal yang ada di Indonesia, sehingga diharapkannya dapat memahami pengobatan ala Cina. (Ihsan)

Tinggalkan Balasan