BANDUNG (Lintasjabar.com),- Indiegeneous Culture Appearance 2010 yang akan digelar dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat tanggal 30 Oktober dan 13 November 2010 di Monumen Perjuangan (Monju) Rakyat Jawa Barat Jl. Dipati Ukur Bandung rencananya akan dimeriahkan dengan lima belas kesenian unggulan Jabar. Bahkan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan dijadwalkan akan membuka gelaran tersebut.
Kesenian unggulan yang akan ditampilkan diantaranya, Kesnian Benjang, Kesenian Tanjidor, Genjring Ronyok, Bodeh, Sisingaan, Kuda Renggong, Langir Badong, Topeng Barong, Seni Ngarumat, Banjet, Tarling, Musik Kenteng, Lungsuran Daun, Kolaborasi Musik Etnik dan Gambang Kromong. Selain itu pula rangkaian acara akan disematkan pula deklarasi BUMN yang turut mendukung gelar ekspresi kreatifitas seni warga Jabar berbasis etnis.
“Digelarnya Indiegeneous Culture Appearance 2010 ini semangatnya adalah untuk mengangkat potensi budaya lokal dan bentuk penghargaan terhadap para pelaku seni tradisi yang ada di Jabar. Selain itu untuk mempromosikan kebudayaan dan seni yang dimiliki Jabar yang selama ini belum banyak dikenal,” ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat, Ir. H. Herdiwan Iing Suranta, MM yang didampingi Kepala Bidang Kesenian dan Perfilman Disparbud Jabar, Drs. H. Jaenudin pada jumpa pers di Ruang Atas Disparbud Jabar, Kemis (21/10).
Ditambahkannya, kesenian yang ditampilkan diharapkan memberi rangsangan kreativitas seniman dalam mewujudkan kesejahteraan pelaku seni tradisi. Disamping pula meningkatkan rasa kebersamaan, kesadaran dari semua individu dan sinergitas dari semua pihak serta stake holder yang memiliki kepedulian yang sama terhadap seni budaya Jabar.
“Potensi budaya lokal ini menjadikan kesenian sebagai daya pikat wisatawan lokal dan mancanegara. Dengan adanya pagelaran ini, kesenian-kesenian tradisional yang ada di Jawa Barat diperkenalkan kepada masyarakat luas. Kendati pada acar tersebut penampilan seni tradisi semuanya tidak utuh hanya perbagian saja mengingat durasi waktu yang tidak memungkinkan serta diharapkan dapat merangsang rasa penasaran wisatawan agar kembali mau berkunjung begitu pula mencari tahu lokasi daerah dari seni yang dipentaskan,” paparnya. Seraya mengatakan pentas Indiegeneous Culture Appearance 2010 hanya media iklan untuk mengenalkan seni tradisi Jabar.
“Tema yang diusung yaitu pesta/karnaval/festival rakyat Jabar, dimana kegiatannya menampilkan kesenian-kesenian tradisional Jabar serta penampilan kesenian unggulan (pinunjul) dari 4 bakorwil di Jabar. Diantaranya, Bogor, Purwakarta, Cirebon dan Priangan,” jelasnya.
Disamping itu, diharapkan Herdiwan, pemilihan kesenian yang dipagelarkan mampu mewakili khasanah seni dan budaya yang ada di Jabar. Karena itu, penampilan pada acara tersebut hanya sebagian kecil dari kesenian dan budaya yang dimiliki Jawa Barat. Serta acara tersebut direncanakan akan berjalan secara kontinyu setiap bulan dan diagendakan pemilihan waktu pada awal bulan.
Pada kesempatan itu pula, Herdiwan menyinggung mengenai prototype arsitektur Jawa Barat yang direncanakan akan selesai pada bulan November. Kendati diakui memiliki desain yang begitu ragam arsitektur etnik kesundaan namun pada bahan ornamen bangunan, dirinya lebih memilih bambu. Karena bambu dianggap dirinya merupakan bahan “ruhnya” masyarakat sunda. (Ihsan)