TASIKMALAYA (Lintasjabar.com),- Masa orientasi peserta didik ( MOPD ) merupakan wahana dan kegiatan bagi setiap sekolah dalam memperkenalkan siswa baru terhadap lingkungan sekolah, mulai dari latar belakang berdirinya sekolah tersebut, visi dan misi, serta program unggulan yang ada di sekolah. Belakangan ini masa orientasi siswa baru, kerap kali di timpa isu miring seputar pelaksanaannya, pasalnya yang menjadi senior seringkali melakukan hal – hal yang tidak wajar dalam pelaksanaan MOPD, sehingga banyak siswa yang mengikuti MOPD tersebut merasa terbebani dan acapkali terjadi kekerasan.
Karena merasa dirinya dulu sama pernah di perlakukan tak sewajarnya, maka ketika mereka di angkat menjadi panitia MOPD, mereka juga bertindak seperti seniornya terdahulu. Akan tetapi itu hanyalah sebagian cerita di balik masa orientasi peserta didik baru, belajar dari kejadian – kejadian tersebut, kini pihak sekolah lebih selektif dalam melaksanakan kegiatan MOPD tersebut.
Banyak sekolah yang menjadikan MOPD sebagai wahana bagi sekolah dalam upaya membentuk kepribadian setiap siswa barunya, seperti yang di terapkan di Sekolah Menengah Pertama [SMP ] Negeri 3 Kota Tasikmalaya.
Ditemui di sekolahnya, Kepala SMP Negeri 3 Kota Tasikmalaya Drs. Ade Yoyo Sutaryo mengatakan, pelaksanaan kegiatan MOPD di sekolah SMP 3 ini, selain untuk memperkenalkan lingkungan sekolah bagi siswa baru, MOPD menjadi modal dasar dalam membentuk kepribadian siswa seperti yang tertuang dalam 18 karakter kebangsaan yang mesti melekat dalam setiap diri masing – masing siswa.
Lanjutnya, beberapa karakter kebangsaan yang menjadi perioritas dan harus ditanamkan kepada setiap siswa adalah bertaqwa, yakni bagaimana caranya setiap siswa menjadi pribadi yang betaqwa terhadap tuhannya dengan rajin beribadah dan melaksanakan amal – amalan yang menjadi tuntunan agama,” MOPD bisa membentuk siswa untuk berperilaku jujur, terutama bagi dirinya sendiri dan keluarga serta lingkungannya, kita tengah dilanda kerisis kejujuran, dimana hampir semua pemimpin di negeri ini telah mengabaikan kejujurannya, tapi dengan menanamkan sifat kejujuran sejak dini, diharapkan menjadi generasi – generasi penerus bangsa yang senantiasa menjunjung tinggi kejujuran,”ungkap Ade Yoyo.
Ditambahkan, Selain berperilaku jujur, rasa tanggungjawab sangatlah penting dimiliki oleh setiap siswa, minimalnya ketika mereka berbuat salah akan dengan beraninya untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatannya. Rasa toleransipun kiranya perlu untuk di tanamkan, sehingga kelak mereka menjadi generasi – generasi yang jauh dari fanatisme terhadap golongan, sehingga tidak timbul rasa memandang sebelah mata terhadap segala sesuatu yang kurang dalam pola pandangnya.
Ditambahkan lagi, siswa juga harus memiliki jiwa peduli terhadap lingkungannya, Tanpa lingkungan yang sehat bagaimana kita selaku manusia dan mahluk hidup lainnya akan menjadi peribadi yang sehat juga.,”penanaman dan pemahaman karakter kebangsaan dalam setiap jiwa generasi penerus bangsa saat ini merupakan keharusan setiap generasi sehingga kedepannya mampu membawa bangsa ini, menjadi bangsa yang lebih baik dan bermartabat,”Tuturnya.” [havid/seda]