Patra Dorong PLH Diaplikasikan di Sekolah, Menyoal Rendahnya Prilaku Masyarakat Terhadap Lingkungan

foto-3Kab. Bandung, (Lintasjabar.com) – Dilatarbelakangi dengan tingkat kesadaran prilaku di masyarakat terhadap lingkungan masih relative kurang, terlebih pada pantauan yang dilakukan Yayasan Patriot Nusantara (Patra) di lapangan sejauh ini prilaku guna melestarikan serta peduli terhadap lingkungan masih sangat ironis, hal ini bisa dilihat dengan masih banyaknya masyarakat yang membuang sampah sembarangan.

Lebih dari itu, penyadaran tentang kepedulian terhadap lingkungan hidup di usia dini hingga saat ini menjadi focus dari program Yayasan Patra guna menjadikan pembiasaan sikap diri yang dibangun sehingga diharapkan menjadi karakter budaya yang kuat.

Demikian dikatakan Ketua Panitia, Buche Dirgantara, S.Sn didampingi Sekretaris, Undang Rustandi, S. Sos.I disela-sela Seminar Pendidikan yang digagas Yayasan Patra menyikapi rendahnya prilaku masyarakat terhadap lingkungan, yang bertempat di Gedung PGRI Kabupaten Bandung, Minggu, (27/11/2011).

“Kita juga pertanyakan seberapa besar pentingnya penerapan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) di sekolah dasar dan menengah? Sebab sejauh ini PLH belum teraplikasi dengan utuh, karena beberapa kendala. Kita mengetahui hal tersebut karena sejauh ini PLH masih terintegrasi dengan materi pelajaran lain dan tidak terpisah,” ujarnya.

Sementara itu Ketua Yayasan Patra, Agus Sugito, S.Pd menegaskan sejauh ini dalam pengamatannya serta melihat realita, bahwa rasa memiliki, tingkat kesadaran dan sopan santun serta keramahan di tengah masyarakat yang sudah menjadi budaya timur sudah mulai luntur, hal ini akibat factor pendidikan yang tidak terbangun dengan sistematis.

Dengan demikian, menurutnya, keberadaan seminar ini diharapkan memberikan motivasi serta kontribusi terhadap perkembangan kepedulian terhadap lingkungan serta mendorong agar PLH dapat segera diaplikasikan di sekolah mengingat betapa pentingnya pelajaran tersebut.

“Saya sering lihat, bagaimana orang seenaknya buang sampah dari dalam mobil ke jalan. Karena itu, melalui seminar ini, kita  harapkan pelajaran lingkungan dapat segera diaplikasikan di sekolah-sekolah, jangan hanya menjadi sub pelajaran tertentu, namun menjadi satu pelajaran khusus. Kurikulum Pendidikan Lingkungan Hidup sudah ada, namun belum diterapkan, karena banyak kendala, misalnya kurang guru lulusan lingkungan,” terangnya.

Seminar diikuti puluhan peserta yang berprofesi guru tersebut, juga menghadirkan pembicara dari dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung, Badan Pengendali Lingkungan Hidup (BPLH) Kabupaten Bandung juga dari pemerhati lingkungan. (Ihsan)

Tinggalkan Balasan