BANDUNG (Lintasjabar.com),- Memantapkan Bandung kota seni dan budaya, tidak cukup dengan memperbanyak event gelaran seni dan budaya yang ada. Perlu dukungan prasarana memadai berupa padepokan, dapur atau kampung seni yang memberikan peluang para pelaku seni leluasa berkiprah, menggali, berkreasi dan mengembangkan potensi seni dan budaya daerahnya. Kenyamanan penimat senipun mutlak diperhatikan, baik itu lingkungannya yang asri ataupun infrastruktur jalan memadai.
“Bandung mantap sebagai kota seni dan budaya, adalah Bandung yang warganya peduli merawat, menjaga dan mengembangkan potensi seni dan budaya daerahnya,” ungkap Wali Kota Bandung, H Dada Rosada pada kegiatan pasanggiri kawih Sunda tingkat sekolah dasar se Bandung Timur di Kampung Wisata Pasirkunci, Pasirjati Ujungberung Bandung, Sabtu (15/01).
Pasanggiri kawih (lomba menyanyi) Sunda, diikuti 57 peserta dari 57 SD se Bandung Timur. Melombakan jenis tembang rampak sekar dan anggana sekar. Diselenggarakan selama 3 hari sampai 17 Januari, merupakan kerja sama seniman setempat, Dinas Pendidikan dan Dinas Kebudayaan Pariwisata Kota Bandung. Melibatkan 3 (tiga) tokoh seni kawakan, Ida Rosida (puteri tokoh seniman Sunda, almarhum Mang Koko), Atang Ruswita dan Emas Sulaeman sebagai dewan juri.
Mewujudkan Bandung mantap seni dan budaya, kata Dada, Pemkot Bandung telah mengupayakan pengadaan lahan sedikitnya 4,7 Ha disekitar kampung seni Pasirkunci. Pengadaan lahan ini akan diupayakan ditambah 1,3 hektar lagi sehingga menjadi 6 Ha dari 10 hektar yang direncanakan semula. “Kawasan ini akan kita tata menjadi pusat kegiatan agro wisata dan pengembangan seni budaya daerah. Tidak saja infrastrukturnya yang akan kita tata, kualitas lingkungan alamnya juga akan kita tingkatkan dan kita jaga. Ini bagian dari agenda pembangunan kota Bandung. Mudah-mudahan di APBD 2011 Perubahan, pembangunan fisiknya sudah bisa dimulai,” tuturnya.
Dada sangat apresiatif, niat dan tekad guru pembina terlebih orang tua yang telah mendorong motivasi putera puterinya untuk cinta seni sekaligus menjaga budaya daerah. Dirinya sulit membayangkan sekalgus khawatir, jika Kawih Sunda yang memperkaya khasanah kekayaan budaya bangsa ini punah karena ditinggalkan generasi penerusnya. “Rasanya kita akan kehilangan identitas sebagai bangsa. Kita akan kehilangan kebanggaan apalagi kehormatan. Kita tidak lagi memiliki ketahanan nasional, daya ketahanan budaya yang bisa menangkal budaya asing yang tidak sejalan dengan budaya kita,” ungkapnya.
Agenda Rutin Tahunan
Sebagai wujud apresiatifnya, Dada minta jajarannya, khususnya Dinas Pendidikan dan Dinas Kebudayaan Pariwisata Kota Bandung, kegiatan ditindak lanjuti termasuk fasilitasi dukungan pendanaannya. Bandung ke depan diharapkan, akan banyak lagi generasi mudanya yang cinta dan peduli terhadap seni dan budaya daerahnya. Lebih dari itu. Kota Bandung bisa lebih berprestasi di tingkat Jawa Barat yang juga menyelenggarakan kegiatan serupa.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung, Dadang Iradi menuturkan, Pasanggiri kawih Sunda di lingkungannya sudah menjadi agenda rutin tahunan. Kegiatan akan ditindak lanjuti di tingkat kota, sebagai persiapan mengikuiti kegiatan serupa di tingkat Jawa Barat. Dalam 2 tahun terakhir, Kota Bandung di tingkat Jawa Barat, selalu tampil sebagai finalis. “Pada 2009 kita meraih Juara 4 dan di 2010 naik peringkat jadi Juara 3. Tahun sekarang mudah-mudahan bisa yang terbaik,” harapnya. (Herdi)