BANJAR (Lintasjabar.com),- Peresmian Gedung DPRD Kota Banjar yang digelar Rabu, (1/6) diwarnai aksi unjuk rasa sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kota Banjar. Puluhan mahasiswa tersebut mendatangi Gedung DPRD Kota Banjar hendak menyampaikan aspirasinya.
Dalam pengamatan di lapangan, sempat terjadi ketegangan antara mahasiswa dengan aparat yang tengah berjaga-jaga, bahkan Walikota Banjar, DR Herman Sutrisno, MM sempat emosi saat berdialog dengan mahasiswa. Akibat aksi massa tersebut terjadi kemacetan di beberapa ruas jalan termasuk di Jalan Tentara Pelajar. Selain itu pula, juga mengakibatkan kepanikan bagi masyarakat di sekitar Gedung DPRD. Hal tersebut diakui Aih salah seorang warga tidak jauh dari lokasi, aksi demo baginya merupakan peristiwa kali pertama terjadi.
“Mungkin kami harus membiasakan diri untuk menerima keadaan karena tempat tinggal kami berdekatan dengan gedung DPRD,” tuturnya.
Namun, isu yang disampaikan oleh agen perubahan tersebut tampak simpang siur. Sebagian pendemo ada yang menyampaikan masalah bantuan gempa yang tak kunjung datang, sebagian lagi menyampaikan isu pembangunan gedung dewan yang terlalu megah.
Namun demikian, dalam orasinya, mahasiswa meminta pemerintah lebih transparan dalam penggunaan anggaran pembangunan gedung DPRD yang menelan jumlah tidak sedikit.
“Pemerintah harus transparan dalam mengelola anggaran pembangunan gedung DPRD karena iini merupakan uang negara dan harus sesuai dengan penggunaannya,” terang Komar, salah seorang pengunjuk rasa kepada beberapa media yang mewancarainya.
Acara peresmian yang menghadirkan unsur muspida dan tamu undangan lainnya tersebut berlangsung khidmat sampai Walikota Banjar melakukan prosesi gunting pita dan mengitari seluruh gedung baru yang menelan anggaran lebih dari 5 milyar tersebut.
Dalam sambutan Walikota, diungkapkan bahwa masa kerja Drs Hj Ria Sofia Bahriani selaku Sekretaris DPRD Kota Banjar akan diperpanjang sampai kurun waktu tertentu. Disamping itu, dirinya berharap keberadaan gedung baru tersebut dapat meningkatkan kinerja para wakil rakyat maupun stafnya sehingga gedung mewah sebagai jembatan aspirasi masyarakat dengan pemerintah dapat terwujud.
Tokoh Banjar Siap Modali Kontra Pemerintah
Pengamat Sosial Kota Banjar, Her-her Rohilin menuturkan, sepanjang sejarah Kota Banjar berdiri demo kali ini termasuk yang sangat bagus. Disamping ada unsur ketegangan juga dirinya melihat baru kali ini aksi kali ini bakal menjadi pemicu steakholder dalam mengkritisi kebijakan pemerintah.
“Ya, harus ada elemen yang mau seperti itu. Agar pemerintah tidak serta merta dalam menjalankan roda pemerintahannya,” katanya.
Ditambahkan Her-her, selama ini steakholder hanya bisa mengkritisi dalam bentuk aduan terhadap jurnalis, tidak berani turun ke jalan. Sehingga seolah-olah semua steakholder manut terhadap segala perilaku pemerintah.
“Hampir semua elemen beraninya ngomong di Koran saja, sementara untuk gerak aksinya, sama sekali tidak ada alias nol,” katanya.
Diungkapkan Her-her, pemerintah juga sebaliknya, seolah-olah memandang sangat alergi terhadap aksi massa. Pasalnya setiap ada selentingan masyarakat yang akan turun ke jalan, hampir dipastikan “Pemadam Kebakaran” pemerintah langsung turun tangan. “Pasti itu mah, “Damkar” yang akan bergerak,” celotehnya.
Ditempat terpisah, Tokoh Pendiri Kota Banjar, Yayat Supriatna, M.BA menuturkan, dari dulu dirinya menunggu aksi dari masyarakat terkait kebijakan pemerintah. Dirinya pun siap menjadi pemodal bagi yang mampu mengkritisi kebijkan pemerintah.
“Artinya saya siap menjadi balancing pemerintah yang selalu menolak patsun perubahan,” katanya singkat.
Hal sama juga diutarakan, Aktivis Muda Kota Banjar, Sulyanati. Dirinya menginginkan ke depan aksi yang disampaikan lebih terarah dan terencana. Guna menyadarkan masyarakat dan pemerintah akan makna demokrasi,
“Ya, inilah yang harus kita bangun. Sehingga demokrasi di Kota Banjar yang kita cintai ini benar benar dilaksanakan,” paparnya.
Sementara itu Sekretaris Fraksi Golkar DPRD Kota Banjar, Soedrajat Agradireja menuturkan ke depan aksi masa harus lebih banyak dan terarah, agar bisa menjadikan pemerintah Kota Banjar lebih bermoral dan maju dalam semua bidang. (Susi/Yud).