BANDUNG (Lintasjabar.com),- karena masih minimnya pengelolaan yang maksimal serta system manajemen yang diterapkan belum maksimal seperti dalam bisnis profit dinilai sebagai factor yang menyebabkan museum-museum di Jabar kurang familiar di masyarakat dan kurang pengunjung.
Menyikapi hal tersebut, diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dispabud) Jabar, Ir. H. Herdiwan Iing Suranta, MM diperlukan adanya revitalisasi museum diantaranya memperbaiki kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
“Dengan meningkatnya SDM, di bidang kebudayaan diharapkan dapat meningkatkan pelayanan informasi budaya serta sikap yang mencerminkan identitas budaya local yakni someh hade ka semah. Sehingga dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan arus kunjungan wisatawan terhadap objek wisata khususnya wisata budaya di Jabar,” terangnya pada acara Pembinaan Tenaga Meseum dan Heritage, Balai Pengembangan Kemitraan Pelatihan Tenaga Teknis Kepariwisataan dan Kebudayaan Jabar, di Hotel Mitra Bandung, Senin (18/4).
Benda Cagar Budaya (BCB) yang bergerak (koleksi museum.red) dan tidak bergerak (heritage.red), diungkapkan Herdiwan merupakan karya cipta para leluhur yang memiliki nilai budaya atau nilai-nilai kearifan local yang cukup tinggi sehingga perlu dijaga kelestariannya.
Namun, paparnya, tidak semua benda bisa dijadikan koleksi meseum dan tidak semua bangunan dapat dikatakan heritage. Dirinya menilai ada kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi.
Guna meningkatkan kunjungan terhadap museum, pihaknya juga dalam waktu dekat akan menawarkan program Segitiga Emas Museum kepada travel-travel di Jabar. Program tersebut dimaksudkan agar museum yang ada di Bandung wajib untuk dikunjungi diantaranya Museum Geologi, Museum Sribaduga dan Museum Konfrensi Asia Afrika.
Sementara itu, diungkapkan Direktorat Museum Sejarah dan Kepurbakalaan, Intan Mardiana N, setiap museum wajib memiliki curator. Dan salah satu tugas curator yaitu melakukan kajian terhadap koleksi museum. “Dengan adanya curator, diharapkan, dapat diketahui koleksi kategori BCB atau bukan. Dan curator juga dapat membedakan brnda yang memiliki nilai sejarah dan yang tidak,” terangnya.
Sedang Ketua Pelaksana yang juga Kepala Balai Pengembangan Kemitraan, Pelatihan Tenaga Kepariwisataan dan Kebudayaan, Drs. H. Moch. Kahfi, M.Si maksud dan tujuan digelarnya kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan wisatawan dan pengetahuan di bidang meseum dan heritage serta pariwisata.
“Tujuannya agar meningkatkan dan melestarikan seni budaya di Jawa Barat, tercapainya kualitas pelayanan bagi pengunjung meseum dan heritage, mencetak SDM yang handal di bidang meseum, terciptanya meseum sebagai wahana pendidikan dan informasi disamping juga untuk meningkatkan arus kunjungan dan minat masyarakat terhadap meseum dan heritage,” tandasnya. (Ihsan)