[lintasjabar tkp=”Jakarta”] Melanjutkan seminar jilid pertama yang terselenggara dengan baik pada Oktober lalu, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat melanjutkan seri diskusi yang amat penting yaitu Seminar 100 Tahun Indonesia Jilid II “Mimpi Tokoh Muda untuk Indonesia 2045”.
Seminar tersebut sedang berlangsung di Auditorium Adhiyana, Wisma Antara, Jalan Medan Merdeka Selatan nomor 17, Jakarta Pusat, Rabu (18/12/2019) pagi.
Ketua Umum PWI Pusat, Atal S. Depari, dalam pidato pembuka, menyatakan alasan mengapa PWI merasa penting untuk membuat serial seminar ini.
“Karena menyambut 100 tahun indonesia, di mana Indonesia akan mendapatkan bonus demografi dengan jumlah penduduk usia produktif paling tinggi, antara usia 45-54 tahun,” ujar Atal.
[xyz-ips snippet=”bacajuga”]
Jika usia 100 tahun Indonesia itu tidak dipersiapkan matang, lanjut Atal, maka warga Indonesia yang tidak produktif akan jauh lebih besar dan itu berarti kemunduran bagi Indonesia di tengah era globalisasi dan digitalisasi yang makin maju.
“Periode 100 tahun ini tinggal 26 tahun lagi. Setiap periode kepemimpinan harus berkontribusi untuk menghadapi bonus demografi ini,” tegasnya.
Menurut Atal, untuk seminar seri kedua hari ini terbilang agak unik dan spesial karena yang PWI hadirkan dalam seminar adalah tokoh-tokoh muda wanita pilihan.
“Insya Allah pemikirannya memberikan persepsi positif buat kita untuk hadapi 2045 mendatang. Dan di sini bukan hanya pembicaranya yang wanita tapi moderatornya juga wanita. Saya kira Anda sudah kenal semua Tina Talisa,” ucap Atal.
Para narasumber yang menjadi pembicara dalam agenda diskusi tersebut adalah Wakil Gubernur Lampung, Chusnunia Halim; Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko; Bupati Jember, Faida, dan peneliti politik di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Adriana Elisabeth.
“Saya senang betul karena saya sendiri yang laki-laki duduk di tengah mereka,” tambahnya disambut tawa para hadirin.
Lanjut Atal, ada alasan memilih tajuk serial seminar ini mengenai mimpi tokoh muda. Menurutnya, setiap bangsa di dunia harus selalu bermimpi.
“Bahkan, semua yang ada di dunia ini harus diawali dengan mimpi. Para tokoh muda ini harus bermimpi untuk Indonesia 2045,” tegas Atal lagi. (***)