Sosialisasi Indikator Kemiskinan

BANDUNG LJ – Wakil Walikota Bandung, Oded M danial selaku Ketua TKPK Kota Bandung memberi arahan terkait pentingnya akurasi pendataan warga miskin. Dengan data yang telah diverifikasi, menurutnya dapat menentukan arah kebijakan pemerintah mengentasan kemiskinan. Hal itu ia katakan saat membuka Sosialisasi Kajian Pengembangan Indikator Kemiskinan Kota Bandung Tahun 2014, di Hotel Imperium jl. Dr. Ruum No. 30 Bandung, Selasa (25/11/2014)

“Awalnya ketika saya minta database Warga miskin Kota Bandung ternyata tidak ada yang bisa menjawab secara akurat, ada versi SKPD, versi nasional dari BPS dengan 14 indikatornya yang rasanya kurang pas diterapkan di Kota Bandung salah satunya rumah dengan lantai tanah,” ujarnya.

Dari ketidakadaan data yang akuarat tersebut Oded menginstruksikan kepada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SPKD) untuk segera mengumpulkan dari data data yang ada menjadi satu data sehingga tidak terjadi salah sasaran dalam memberikan bantuan bagi warga tidak mampu.

“upaya-upaya untuk mendapatkan data yang kuat sebagai acuan kita kedepan tahun 2014 harus sudah ada,” ujarnya seraya menegaskan pihaknya memerlukan indikator-indikator kemiskinan versi lokal Kota Bandung, melalui sosialisasi kajian pengembangan indikator kemiskinan ini saya mendorong tim koodinator kemiskinan kota bandung agar tahun 2014 sudah ditetapkan angka warga miskin Kota Bandung,” terangnya.

Dikatakannya lebih lanjut pentingnya data tersebut agar ada kepastian dari pemerintah dalam memberikan bantuan, “tapi data angka warga miskin yang telah kunci ini selama tiga bulan sekali harus selalu diupdate agar lebih akurat, karena boleh jadi ada warga yang asalnya mapan karena suatu hal jatuh menjadi miskin,” katanya.

Ditempat yang sama Kepala Bidang Penanggulangan Kemiskinan BKBPM Kota Bandung, Sigit Iskandar mengatakan penanggulangan kemiskinan merupakan permasalahan multi dimensi dibutuhkan penanganan dari semua aspek.

“Tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah saja tapi harus berkolaborasi dengan semua pihak,” Katanya.

Ia mengkaji permasalahan pengentasan kemiskinan dikota bandung tehambat oleh dua permasalhan besar, “Satu data yang kurang qualified dan kedua adalah kurangnya sinergitas dan kolaborasi, ini adalah pemasalahan besar yang harus segera diperbaiki, sesuai instruksi Wakil Walikota permasalahan data ini harus dieselesaikan menjadi satu data satu pintu saja.

“kami segera mengumpulkan data dari BPS, SKPD, dan data dikewilyahanan,” jelasnya.

Sigit mengatakan permasalahan sinergitas dan kolaborasi ini merupakan pemasalahan klasik yang gampang diucapkan namun sulit dilaksanakan, “Dibutuhkan koordinasi yang solid sejalan besama dan tidak kaca mata kuda lagi yang hanya mengedepankan tupoksinya saja masing-masing,” pungkasnya. (Herdi)

Tinggalkan Balasan