BANDUNG LJ – Ketua Umum PB PON XIX Jabar, yang juga Gubernur Jabar Ahmad Heryawan yang akrab dipanggil Kang Aher menegaskan, seluruh venue PON ditargetkan selesai Desember 2015. Kalaupun masih ada penyelesaian teknis, harus sudah rampung secara keseluruhan bulan Juni 2015. Hal itu diungkapkan Aher pada Chef De Mission Meeting di Hotel Panghegar Bandung.
Lebih lanjut dikatakannya,secara keseluruhan, venue untuk pertandingan cabang olah raga PON dan pendukungnya, kita targetkan selesai bulan Desember tahun ini.
Jika masih ada yang belum selesai karena kendala teknis dan lain-lain maka masih ada waktu penyelesaian hingga Juni 2016, setelah itu tidak boleh lagi ada pengerjaan venue” katanya.
Menurut Ahmad Heryawan, 90% penyelesaian akan dikerjakan hingga akhir tahun 2015, sementara 10 %nya lagi jika ada yang belum selesai akan dikerjakan di awal tahun 2016.
“Kita kerjakan dan upayakan selesai 90 persen di tahun ini, sisanya kita kerjakan di awal tahun 2016 nanti” jelasnya.
Aher mengakui, ada beberapa kendala teknis penyelesaian venue, diantaranya pada masalah lelang tender. Chef De Mission sendiri adalah pertemuan para kepala daerah dan pihak-pihak yang terkait PON, sebagai persiapan penyelenggaraan.
Pada moment itu juga penyelenggaraan Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) XV yang disatukan dengan penyelenggaraan PON XIX adalah terobosan baru.
Ketua Umum Nasional Paralympic Comite Indonesia (NPCI) Drs. Rio Suseno mengatakan, baru kali ini, pertandingan olah raga penyandang disabel disatukan dengan PON.
“Saya secara khusus mengapresiasi kepada ketua PB PON Jabar Pak Ahmad Heryawan, yang telah membuat terobosan menyatukan PON dengan Paralympic. Ini baru pertamakalinya dilakukan, yang artinya tidak membedakan antara PON dan Paralympic, meski atlet paralympic memiliki kebutuhan khusus” ujar Rio Suseno.
Menurut Suseno, Peparnas XV 2016 nanti hanya mempertandingkan 13 cabang olah raga, namun jumlah pertandingannya hampir menyamai pertandingan PON yaitu sebanyak 500 pertandingan lebih.
“Di Paralympic itu harus apple to apple, artinya lawan bertanding itu harus benar-benar sama disabilitasnya jenis apa. Misalnya pertandingan pingpong atau tenis meja, keduanya harus memiliki karaketer disabel yang sama” ujar Rio.
Rio juga menjelaskan dalam seleksi atlet, di paralympic lebih ketat lagi sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama.Seleksi tidak bisa hanya berdasarkan nama dan kemampuan, tetapi berdasarkan krieteria disabelitasnya, dengan penilaian minimal 3 dokter ahli. (Dan)