Wali Kota Bandung Nonton “Sang Pencerah” Bareng Anak Yatim PSA

BANDUNG (Lintasjabar.com),- Film nasional bertemakan pendidikan bernafaskan agama, dibanding film nasional bertemakan roman percintaan dan film lagak yang cenderung mengetengahkan kekerasan, disadari sangat sedikit. Film produk nasional untuk layar lebar di bioskop ataupun sinetron, nampaknya tidak sedikit kurang tepat ditonton anak-anak dan remaja, bahkan perlu pendampingan orang tua. Padahal ditengah kondisi kehidupan sosial, ekonomi dan politik nasional seperti sekarang ini, khususnya dalam rangka pembangunan bangsa yang berkarakter, berbudaya dan bermartabat, film bertemakan pendidikan dan bernuansa agama benar-benar sangat diperlukan. Untuk itu perlu perhatian semua pihak dan kepedulian stakeholder terkait khususnya insan perfilman nasional.

Hal ini diungkapkan Wakil Ketua PC Muhammadiyah Kota Bandung yang juga Sekretaris Forum Silaturahmi Ormas Islam (FSOI) Kota Bandung, Ugas Rakhmansah, disela kegiatan Wali Kota Bandung H. Dada Rosada nonton bareng film ”Sang Pencerah” bersama 225 anak-anak yatim dari 16 Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) se-Kota Bandung, di Bioskop Empire 21, Jalan Merdeka Bandung, Selasa (5/10).

Mereka diantaranya dari PSAA Arrakhman Rosada, Taman Harapan, Al Hilal dan yang lainnya. Dasarnya, memberikan pendidikan sekaligus hiburan bagi anak-anak PSAA disela banyaknya tayangan film yang tidak mendidik. “Sang Pencerah ini banyak mendidik disamping menghibur. Harapan kita ke depan, produksilah film-film berkualitas dan bagus seperti Laskar Pelangi, supaya anak-anak Indonesia mengambil contoh dan teladan”, kata Ugas yang merasakan suri keteladanan kepemimpinan kini sudah mulai langka.

Wali Kota Bandung Dada Rosada berharap, dengan nonton bareng Film Sang Pencerah anak-anak menjadi lebih baik dan lebih tekun belajar. Film Sang Pencerah dapat menjadi inspirasi bagi anak-anak untuk menjadi lebih baik dalam hal pendidikan.

Menurutnya, acara nonton bareng bukan sekedar mengajak anak-anak menikmati film, melainkan juga memberikan ilmu melalui pesan yang disampaikan dalam film, juga memberikan kesejahteraan kepada anak-anak yatim dengan pembagian makan dan pakaian. “Dari anak-anak yang tidak belajar, anak-anak miskin dibangun agamanya dan dibangun kesejahteraannya. Ilmu dikasih, makan dikasih, baju juga dikasih. Artinya dikasih pendidikannya juga dikasih kesejahteraannya”, kata Dada.

Terkait santernya isu Dada bergabung ke Partai Demokrat, Dada menandaskan, kepindahannya ke PDIP atau Partai Demokrat merupakan rumor yang terlalu dini untuk dihembuskan. Bahkan dirinya membantah sudah memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) Partai Demokrat. Kendati demikian, Dada menganggap statemen kepindahan dirinya baik ke PDIP maupun Partai Golkar, sah-sah saja. Namun secara tegas meyakinkan, dirinya belum pindah partai.

“Nantilah, jangan sekarang, kalau statement Erwan (ketua DPC Partai Demokrat Kota Bandung) seperti itu, ya itu kan statement Erwan saja, tapi saya belum pegang KTA. Nanti aja lah, kan ada waktunya, liat aja nanti”, tegas Dada.

Dada menambahkan, sebagai Wali Kota dirinya adalah bapak bagi semua partai yang ada di Kota Bandung. Pasalnya, sebagai Wali Kota, otomatis dirinya juga berperan sebagai pembina seluruh partai di Kota Bandung. Soal PDIP yang memberikan lampu hijau untuk bergabung, hal tersebut dikatakannya tidak ada masalah, selama menguntungkan.

”Kalau memang tawaran tersebut untuk maju di pemilihan Gubernur, kenapa tidak. Saya menjabat dua periode Wali Kota Bandung juga didukung banyak partai,” tandasnya. (Herdi)

Tinggalkan Balasan