BANDUNG (Lintasjabar.com),- Perjalanan kehidupan bangsa Indonesia, pemuda dan generasi muda merupakan komunitas besar dan selalu hadir ditengah situasi krusial, baik dalam perjuangan mempertahankan maupun mengisi kemerdekaan. Sejatinya, pada generasi muda hingga kapanpun, ada tuntutan tidak saja terampil dan mahir, tapi juga dituntut mampu mengatasi persoalan-persoalan bangsanya. Peran ini tentunya hanya bisa diwujudkan dengan pendidikan yang didasari keluhuran budi, integritas pribadi tinggi, sikap dan watak yang menjunjung tinggi budaya bangsa bermartabat. Pendidikan yang dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai atau kebajikan. Kebajikan yang menjadi nilai-nilai budaya dan karakter bangsa, kebajikan yang berasal dari agama, pandangan hidup dan ideologi bangsa.
“Kokohnya Bandung harus diakui karena Bandung memiliki keunggulan-keunggulan sosial, budaya dan agama yang dicirikan dengan kehidupan saling menghormati, saling menghargai dan semangat gotong royong,” ungkap Wali Kota Bandung, H Dada Rosada mencanangkan pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa di lingkungan bagi siswa SMA/SMK se Kota Bandung, di Plaza Monumen Bandung Lautan Api – Tegallega Bandung, Kamis (3/11).
Karena kearifan budaya, lanjut Dada, Kota Bandung kini menjelma menjadi pusat pertumbuhan regional dan nasional, serta memiliki peluang besar menjadi masyarakat maju, sejahtera dan berkeadilan. Meraih peluang ini, diakuinya bukan perkara mudah. Ketidak mampuan mengelola keunggulan-keunggulan itu, menurutnya hanya akan menimbulkan persoalan lain yang lebih kompleks.
Fenomena kekerasan yang dipicu isu ekonomi, sosial dan politik seperti yang terjadi di daerah lain, imbuh Dada, telah membuat bangsa yang sedang dilanda bencana alam ini, diklaim sebagai bangsa yang kehilangan karakter. Pendidikan budaya dan karakter bangsa, yang pelaksanaannya diintegrasikan ke dalam seluruh mata pelajaran pada proses pembelajaran di sekolah, dinilainya sangat bijak, tepat dan strategis.
“Pendidikan budaya dan karakter bangsa, akan mengembalikan dan memperkuat jatidiri bangsa. Melalui kegiatan ini, tidak saja memperluas ruang-ruang dialog secara santun, demokratis, berkeadilan, tapi juga menutup kemungkinan terjadinya penyelesaian masalah dengan cara-cara yang tidak manusiawi,” ujar Dada.
Pendidikan secara umum, kata Dada, hal penting dalam membentuk kepribadian Pendidikan juga sarana mengubah karakter siswa menjadi lebih baik. “Setidaknya mengurangi sikap dan perbuatan yang bertentangan dengan sistem nilai dalam masyarakat, seperti penyalahgunaan narkoba, kriminalitas jalanan, tawuran dan pergaulan sex bebas,” tandasnya.
Dada berharap, pendidikan budaya dan karakter bangsa SMA/SMK di Kota Bandung, bisa memicu bersatunya lembaga pendidikan formal, nonformal dan informal dalam membentuk SDM berkarakter. SDM yang memiliki ciri-ciri keterpercayaan, ketulusan, kejujuran, keberanian, ketegasan, kekuatan dalam prinsip, agamis, cerdas dan mandiri. “Profil SDM seperti inilah yang dipercaya bisa menjadi pelopor perubahan, membawa masyarakat menuju kemajuan dan kesejahteraan,” ujarnya.
Kabid Pendidikan Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan (Bid PSMAK) Disdik Kota Bandung, Dedi Darmawan menuturkan, pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa di Kota Bandung, diimplementasikan melalui lomba sikap diam dan PBB dasar dengan gerakan pelajar peduli Kota Bandung Bermartabat. Kegiatan diintegrasikan kedalam seluruh mata pelajaran pada proses pembelajaran di sekolah, terpadu, terus menerus dan berkesinambungan.
Kegiatan diramu dalam 13 gerakan, diantaranya gerakan lingkungan hijau, bersih dan sehat, gerakan cinta produk dalam negeri, donor darah dan pengobatan gratis, lingkungan hidup sehat untuk keluarga miskin, pembenahan rumah kumuh, kali bersih, disiplin penampilan dan seragam siswa, menabung dan zakat siswa serta gerakan buang sampah pada tempatnya. (Herdi)