
KAB. BANDUNG, LINTAS JABAR – Guna mewujudkan visi Indonesia Maju, saat ini pemerintah tengah mengakselerasi berbagai program prioritas pendidikan, salah satunya melalui digitalisasi pembelajaran.
Karenanya, dalam era disrupsi digital yang terus berkembang, dunia pendidikan dituntut untuk terus bertransformasi secara berkelanjutan. Pemanfaatan teknologi bukan lagi menjadi pilihan, melainkan kebutuhan dalam menciptakan sistem pembelajaran yang adaptif, relevan, dan berdaya guna.
Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Republik Indonesia, Prof. Atip Latipulhayat saat Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2025 sekaligus Groundbreaking program Perbaikan Sarana dan Prasarana Pendidikan di SDIT Persis Ciganitri Kabupaten Bandung Jumat (2/5/2025).
Menjawab tuntutan dunia pendidikan untuk terus bertransformasi dengan pemanfaatan teknologi, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Republik Indonesia meluncurkan Program Perbaikan Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Hal ini pun sejalan dengan Asta Cita ke-4, yakni memperkuat pembangunan sumber daya manusia, sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.
“Melalui digitalisasi pembelajaran, kita tidak hanya mendorong penguasaan teknologi, tetapi juga memperkuat literasi, numerasi, dan pemahaman sains yang menjadi fondasi penting bagi generasi masa depan,” terangnya.
Wamendikdasmen pun menekankan bahwa pendidikan bermutu menjadi kunci bangsa akan maju.
“Pendidikan bermutu adalah jalan menuju bangsa maju, demi masa depan anak generasi emas. Keyakinan dan optimisme kita semua,” jelasnya.
Begitu pula, pendidikan dasar memiliki peran kunci dalam membentuk karakter dan kompetensi anak bangsa agar mampu bersaing secara global, tanpa kehilangan akar budaya dan nilai-nilai Pancasila.
Menurut Wamendikdasmen, pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran harus terus didorong untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas proses belajar mengajar.
“Sekolah diharapkan dapat memanfaatkan platform digital yang tersedia, serta meningkatkan kapasitas guru dalam menggunakan teknologi untuk pembelajaran. Karena itu, konteks hari ini, majunya pendidikan tak bisa dilepaskan dari perkembangan teknologi sebagai penunjang,” ujarnya.
Ditambahkannya, pemerintah akan menyediakan “televisi canggih” di seluruh sekolah, sebagai bentuk komitmen negara dalam memastikan bahwa seluruh siswa di manapun mereka berada dapat mengakses pembelajaran berkualitas dan setara.
“Mari kita dorong terciptanya ruang-ruang belajar yang bermakna, menyenangkan, dan penuh kesadaran, yang mendukung lahirnya generasi pembelajar sepanjang hayat yang mampu beradaptasi dengan dunia yang terus berubah,” pungkasnya.
Sedang, Wakil Bupati Bandung Ali Syakieb yang hadir pada kesempatan itu menyampaikan bahwa teknologi tidak bisa berdiri sendiri dalam proses pembelajaran, kemampuan guru menjadi tonggak utama.
“Pada hakikatnya pendidikan adalah proses membangun kepribadian yang utama, akhlak mulia, dan peradaban bangsa. Karena itu sangat tepat ketika Presiden Prabowo menempatkan pendidikan sebagai prioritas dalam Asta Cita keempat. Dan kami tentunya sangat mendukung program tersebut (Asta Cita Presiden Prabowo),” tegasnya.
Sementara itu, SDIT Persis ditetapkan sebagai salah satu sekolah percontohan serta menerima bantuan sarana pendidikan dari Pemerintah Republik Indonesia berupa papan interaktif melalui Program Perbaikan Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Penggunaan papan interaktif diharap dapat mendorong terjadinya pembelajaran mendalam dimana siswa tidak hanya menerima informasi secara pasif, tetapi mampu membangun pemahaman konseptual, berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengembangkan kreativitas.
Hal ini juga sejalan dengan pentingnya penguatan kapasitas guru dalam mengelola teknologi sebagai bagian dari ekosistem pembelajaran digital. (San)