BANDUNG LJ – Menurut sumber data, bumi ternyata memiliki cadangan air tanah sebanyak 500.181 kilometer kubik yang sebagian besar tersimpan di bawah garis pantai laut seluruh dunia. Cadangan air ditemukan oleh kelompok peneliti internasional yang terdiri atas peneliti asal Australia, Belanda, Amerika Serikat, dan Inggris. Tim peneliti mengatakan, cadangan air tawar yang tersembunyi ini akan sangat berguna di masa depan, mengingat ketersediaan air bersih secara global akan terus berkurang.
Temuan cadangan air ini didapat berdasarkan investigasi yang dipimpin oleh Vincent Post, seorang peneliti yang bekerja sama dengan pusat penelitian National Center for Groundwater Research and Training di Adelaide, Australia. Post mengatakan penemuan cadangan baru ini 100 kali lebih tinggi dari seluruh ketersediaan air tanah selama beberapa abad.
Untuk bisa memperoleh kandungan ketersediaan air tanah dalam bentuk angka, tim peneliti menggunakan teknik pemodelan komputer. Sebelumnya mereka melakukan serangkaian pengeboran di berbagai lokasi pantai di seluruh dunia. Saat itu, tim menegaskan bahwa air cadangan ini tidaklah benar-benar siap dikonsumsi.
Namun, mereka menjelaskan, cadangan air ini memiliki kadar garam yang jauh lebih rendah dibanding pada air laut. Ini berarti setiap upaya proses desalinasi (penghilangan kadar garam) akan lebih intensif mengurangi biaya dan energi. Sebelumnya, para peneliti percaya bahwa kantung-kantung air ini, dalam kondisi langka, hanya ada di bawah lapisan tanah tertentu.
Prediksi statistik dari Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) menunjukkan, hampir 67 persen populasi bumi akan mengalami krisis air bersih dalam beberapa dekade mendatang. Karena itu, penemuan baru ini diyakini bisa memainkan peran penting dan mengurangi kecemasan akan krisis air.
Namun demikian, upaya memperingati Hari Air Dunia tahun lalu, PDAM Tirtawening Kota Bandung, melalui Walikota Bandung, Ridwan Kamil telah mendeklarasikan Relawan Jaga Seke. Hal tersebut bertujuan guna menjaga serta melestarikan mata air yang ada di wilayah Kota Bandung.
Diterangkan Kang Emil, dari catatan sejarah Kota Bandung memiliki 400 mata air, yang jumlahnya kemudian menyusut menjadi sekitar 70. Seke yang akan mati atau tidak terawat dengan demikian akan diaktifkan kembali. Seperti halnya mata air di dekat kediamannya daerah Cigadung, Seke Genjer.
Dirut PDAM Kota Bandung Pian Sopian mengungkapkan dari 70 seke, baru 22 seke yang terdata. Debit airnya tidak besar namun tidak menutup kemungkinan bisa memperluas pelayanan PDAM. (Ysm/San)