BANDUNG LJ – Harapan agar upacara pembukaan dan penutupan Pekan Olahraga Nasional XIX/2016 Jawa Barat dilakukan di Stadion Gelora Bandung Lautan Api masih mengemuka. Penggunaan stadion tersebut dinilai menjadi salah satu faktor kesuksesan ajang olahraga empat tahunan ini.
Ketua Komisi V DPRD Jabar Agus Welianto Santoso meminta Pengurus Besar PON XIX/2016 Jabar lebih aktif dalam berkomunikasi dengan Kepolisian. Hal ini seiring adanya penilaian Bareskrim Mabes Polri yang menilai Stadion GBLA tidak layak digunakan.
Selain itu, saat ini pun Bareskrim tengah mengusut dugaan korupsi dalam pembangunan stadion berkapasitas 38 ribu penonton itu. “Kami meminta penyelenggara (PB PON) lebih berkoordinasi dengan Bareskrim, kita mendukung pembukaan di ibu kota provinsi,” kata Agus di Gedung DPRD Jabar, Bandung, Rabu(12/8).
Selain itu, Agus meminta Kementerian Pekerjaan Umum agar segera melakukan kajian kelayakan Stadion GBLA. Hal ini sangat mendesak karena Kemen PU merupakan acuan pasti terkait layak tidaknya stadion tersebut. “Kemen PU harus secepatnya mengeluarkan keputusan, bisa atau tidak. Kalau tidak bisa, kan tinggal dicari penggantinya,” ucapnya.
Langkah ini pun harus segera ditempuh mengingat pelaksanaan PON yang semakin dekat. “Harus cepat, sudah mepet. Kalau pun tidak di GBLA, sepanjang ada kajian dari tim khusus, ya kita mengikuti saja,” ucanya.
Namun, Agus berharap, nantinya upacara pembukaan dan penutupan PON tetap digelar di Bandung. Hal ini mengingat Bandung sebagai ibu kota provinsi.
“Sesuai aturan juga gitu kan. Masa ibu kotanya Bandung, tapi pembukaannya di luar Bandung,” katanya seraya menyebut pihaknya mendukung pengusutan hukum dugaan kasus korupsi Stadion GBLA. (Ydi)