Kabupaten Sukabumi (Lintasjabar.com),- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyatakan pembangunan infrastruktur, khususnya di wilayah terpencil harus terus diupayakan. Apalagi bila kawasan itu memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan. Sehingga ketersediaan sarana jalan dan jembatan menjadi hal yang wajib diadakan. Untuk maksud itu, maka pada tahun 2010 ini, Pemprov Jabar mengalokasikan anggaran mencapai Rp 1 triliun guna mendukung ketersediaan infrastruktur di seluruh Jawa Barat.
“Ketersediaan infrastruktur wilayah memiliki daya ungkit cukup besar dalam rangka peningkatan perekonomian daerah yang berkorelasi kuat dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu harus dikerahkan segala daya upaya, baik dengan kekuatan sendiri maupun merangkul investor untuk terlibat langsung dalam pembangunan Jawa Barat,” ujar Heryawan usai bersama Menteri PU Joko Kirmanto meresmikan Prototipe Jembatan Beruji Kabel (Cable Stayed) Pejalan Kaki dan Sepeda Motor “Pusjatan Palijaba”, di Desa Parakan Lima, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi.
Lebih lanjut Heryawan menegaskan dengan latar belakang itulah, pihaknya terus melakukan promosi kepada para investor dalam maupun luar negeri untuk menanamkan investasinya di Jawa Barat. Selain itu, dengan dukungan alokasi Rp. 1 triliun dari APBD Jabar tahun 2010 diharapkan dapat membenahi sejumlah infrastruktur daerah. Khususnya guna meningkatkan kualitas mantap jalan provinsi sepanjang 2.199,18 km mencapai 92% atau naik sekitar 3,3% dari tahun sebelumnya, yang hanya mencapai 88,70%.
“Diharapkan dengan kebijakan dan pendekatan ini mampu mengurangi disparitas infrastruktur daerah, terutama jalan dan jembatan antara wilayah selatan dan utara, yang pada gilirannya akan berdampak pada pertumbuhan perekonomian daerah diwilayah tersebut secara lebih signifikan,” tutur Heryawan di atas Jembatan Beruji Kabel (Cable Stayed) yang berlokasi di atas sungai Cimandiri Kabupaten Sukabumi dengan panjang total jembatan ± 240 M itu,jelasnya
Keberadaan jembatan ini tentunya menjadi solusi efektif untuk mengatasi keterbatasan sarana transportasi antara Kecamatan Cikembar dengan Kecamatan Jampang Tengah, sekaligus diharapkan mampu menggerakan roda perekonomian lokal. Selain itu diharapkan mampu meningkatkan motivasi penyelenggara pemerintahan daerah, untuk lebih memperhatikan kondisi sarana dan prasarana umum di daerahnya masing-masing
Ahmad Heryawan menegaskan tahun 2010 merupakan
“Tahun Infrastruktur”. Hal itu dinyatakannya sebagai wujud tekad dan keseriusan Pemprov Jawa Barat dalam meningkatkan kualitas infrastruktur, baik itu jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya. Dengan dukungan alokasi anggaran lebih dari Rp 1 triliun, tentunya pada akhir tahun 2010, kondisi infrastruktur mencapai tahap 92 persen dalam kondisi “mantap”. Komitmen itu terus ditingkatkan hingga diharapkan prediksi pada akhir tahun 2013 dapat mencapai kondisi keseluruhan “mantap”
Untuk itu Heryawan meminta para pelaksana pembangunan infrastruktur agar menghadirkan bangunan dengan kualitas baik serta mampu bertahan lama hingga ratusan tahun. Dengan demikian, dibutuhkan keseriusan, profesionalisme dan kejujuran saat mendirikan sebuah infrastruktur. Diharapkan hasil karya saat ini mampu dinikmati hingga cucu dan cicit di kemudian hari, bukan untuk dinikmati sesaat. “Membangun karya infrastuktur haruslah memiliki kemampuan untuk bertahan lama. Sehingga menjadi sebuah kebanggaan di hadapan cucu kita kelak. Apalagi bila pembangunan dilaksanakan secara baik, profesional dan jujur,” terangnya.
Fokus perbaikan infrastruktur dari tahun ke tahun terus meningkat, pada tahun 2008 hanya Rp 200 miliar, tahun 2009 meningkat menjadi Rp 500 miliar dan tahun 2010 ini menjadi Rp 1 triliun lebih. Dari kondisi 89 persen mantap di tahun 2009 akan diupayakan meningkat menjadi 92 persen mantap di tahun 2010. Perbaikan infrastruktur akan mendukung kelancaran kegiatan perekonomian dan membuka isolasi di semua wilayah. Kondisi itu diharapakan mampu mendorong pertumbuhan perekonomian dan berdampak pada kesejahteraan warga,ujar Heryawan di Gedung Negara Pakuan jalan Otista Kota Bandung akhir pekan kemarin.
Menurutnya Alokasi anggaran tersebut, didistribusikan bagi pembangunan infrastruktur di 3 kawasan, yakni; Jawa Barat bagian selatan, tengah dan utara. Tentunya komposisinya berbeda. Untuk kawasan Jawa Barat bagian selatan memperoleh porsi lebih besar yakni; 40 persen, sisanya masing-masing 30 persen diberikan untuk kawasan Jawa Barat bagian tengah dan utara. “Fokus anggaran dilaksanakan guna memperkecil disparitas kondisi infrastruktur di Jawa Barat,jelasnynya.
Lebih lanjut Heryawan menyatakan, kondisi infrastruktur yang “mantap”mempunyai peranan penting dalam mewujudkan pencapaian kesejahteraan, perkembangan wilayah dan interaksi yang berkelanjutan antar daerah secara seimbang. “ Hal itu tentunya berdampak pada meningkatnya kegiatan perekonomian, arus barang-jasa dan orang. Sudah bisa dipastikan mampu mendorong pencapaian tingkat kesejahteraan yang semakin membaik. Sekaligus membuka isolasi dan meningkatkan akses ke semua wilayah di Jawa Barat,tuturnya serya menerangkan realisasi capaian beberapa program infrastruktur.
Data Kondisi Jalan
NO. | KONDISI | AKHIR TAHUN 2009 | AKHIR TAHUN 2010 | ||
Panjang Jalan (Km) | % | Panjang Jalan(Km) | % | ||
1 | Baik | 343,39 | 15,61 | 608,00 | 27,65 |
2 | Sedang | 1.624,80 | 73,88 | 1.415,50 | 64,35 |
Mantap | 1.968,19 | 89,50 | 2.023,50 | 92,00 | |
3 | Rusak Ringan | 208,58 | 9,48 | 175,68 | 8,00 |
4 | Rusak Berat | 22,41 | 1,02 | 0 | 0 |
Tidak Mantap | 230,99 | 10,50 | 175,68 | 8,00 | |
Jumlah | 2.199,18 | 100,00 | 2.199,18 | 100,00 |
Sumber : Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat (2010)
Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat Guntoro, kondisi infrastruktur Jawa Barat bagian selatan relatif belum baik, sehingga membutuhkan waktu lama untuk menjangkaunya. Kondisi berbeda di kawasan Jawa Barat bagian tengah dan bagian utara,akses dari satu tempat ke tempat lain cukup mudah. Secara umum, kondisi jaringan jalan di Jawa Barat bagian utara dan tengah relatif baik, terutama untuk sistem horizontal,terangnya.
Lebih lanjut Guntoro menjelaskan kondisi jalan di Jawa Barat Bagian Selatan, baik sistem jaringan lintas vertikal maupun horizontal, keduanya terus diperbaiki, termasuk koridor Pelabuhanratu – Sagaranten – Sindangbarang – Pameungpeuk – Cipatujah – Pangandaran – Kalapagenep. Panjang jalan di wilayah ini relatif pendek dengan indeks aksesibilitas terkecil bila dibandingkan dengan Jawa Barat bagian tengah dan Jawa Barat bagian utara,imbuhnya.
Pembangunan infrastruktur dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah. Tujuannya agar tercapai keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah serta mendukung tumbuhnya pusat-pusat pertumbuhan. Pembangunan infrastruktur meliputi infrastruktur transportasi, sumber daya air dan irigasi, energi, telekomunikasi dan sarana dan prasarana pemukiman. “Semua diarahkan guna memenuhi kebutuhan infrastuktur dalam rangka mendukung peningkatan aktivitas perekonomian, sosial, dan budaya dengan memperhatikan keserasian pembangunan antardaerah dan wilayah serta daya dukung lingkungan,”papar Guntoro mantan kepala Balai Jalan Bandung sebelum menjabat Kadis Bina Marga Pemprov Jabar. (Zaen)