Ketidakpahaman Pada Sejarah Kemerdekaan RI, Berbahaya Bagi Generasi Muda

TASIKMALAYA LJ – Fakta sejarah menunjukkan kemerdekaan Republik Indonesia sumbangan terbesarnya dari ulama dan santri. Sebabnya pergerakan kemerdekaan, di hampir semua wilayah Republik Indonesia menunjukkan dominasi pejuang-pejuang serta pemuda muslim.

“Para tokoh muda dan kalangan ulama mewarnai perjuangan kemerdekaan RI. Waktu itu, para ulama bermimpi agar umat Islam bersatu padu dalam melawan penjajahan. Salah satunya sosok ulama Mohammad Natsir,” papar disampaikan anggota MPR RI, Haerudin, S.Ag. MH dihadapan sekira 150 peserta yang hadir dalam sosialisasi empat pilar konstitusi negara di Aula SMA Plus Persatuan Islam (Persis) Rajapolah Kab Tasikmalaya, Minggu (09/4)

Ditegaskan anggota Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Dapil Jabar XI ini, secara histori, keberadaan santri serta umat Islam berperan besar serta ikut andil dalam membangun dan mempersatukan NKRI. Untuk itu, penting hukumnya bagi santriwan dan santriwati Persatuan Islam (Persis) memahami wawasan kenegaraan agar tidak buta sejarah.

“Bagi santri sangat wajar bila mereferensikan pemahaman bernegaranya melihat pada sepak terjang Mohammad Natsir sebagai tokoh besar ulama Persis yang juga politisi dalam memperjuangkan keutuhan NKRI,” terangnya. Kiprah M. Natsir, sambungnya, dimulai ketika pada tanggal 5 April 1950, saat itu Natsir mengajukan mosi intergral yang dinimai berhasil memulihkan keutuhan bangsa Indonesia dalam Negara Kesatuan RI (NKRI).

Menurutnya, ketidakpahaman terhadap sejarah kemerdekaan RI, akan berbahaya bagi generasi muda. Sebab nantinya akan mengikis nilai-nilai keindonesiaan yang semakin hari tergerus oleh budaya asing yang gencar masuk melalui tayangan media.

Oleh karena itu, kalangan ulama dan pemimpin ormas Islam saat ini harus bersatu kembali dalam mengisi kemerdekaan, menata kembali kebersamaan dalam kerangka keislaman yang rahmatan lilalamiin di dalam NKRI yang berlandaskan Pancasila. Lebih dari itu, agar santri dan umat Islam paham tentang sejarah serta wawasan berbangsa dan bernegara agar tidak menjadi tamu di negerinya sendiri, dan membiarkan orang-orang kontra Islam yang menguasai negeri ini.

Acara yang digagas oleh Pimpinan Daerah Pemuda Persis Tasikmalaya ini dihadiri Ketua PD Persis Kab Tasik, Ust Uyu, Ketua PD Pemuda Persis Kab Tasik, Ust Abdul Fatah serta tokoh masyarakat dan kepemudaan lainnya.

Pada kesempatan itu, Ketua PD Persis Kab Tasik, Ust Uyu mengharapkan sosialisasi empat pilar yang dilaksanakan oleh MPR RI agar terus berkesinambungan agar pemahaman kenegaraan di kalangan masyarakat terlebih generasi muda semakin terpupuk dengan baik. (Dar)

Tinggalkan Balasan