BANDUNG LJ – DPRD Jabar mendorong upaya meningkatkan kearaifan budaya lokal untuk dihidupkan dan dibina kepada masyarakat Jabar.Upaya ini dilakukan untuk mengeliminir Pengaruh budaya luar semakin perkembangannya semakin tak terbendung seiring dengan perkembangan kecanggihan teknologi.
Akibatnya, budaya lokal khususnya di Jabar pun semakin terkikis. Hampir di setiap sudut kota di Jabar, kalangan masyarakat manapun sebagian besar sudah terpengaruhi budaya asing yang kebanyakan tidak mencerminkan adat ketimuran sebagai karakter bangsa. Hal itu menjadi kekhawatiran mendasar bagi lembaga legislatif.
Komisi V DPRD Jabar meminta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) harus memiliki program yang mengedepankan nilai-nilai budaya lokal yang sarat dengan filosofis. Pasalnya, sebagai wakil rakyat yang disumpah melalui pelantikan bertugas untuk mengakomodir aspirasi masyarakat, termasuk mengenain kebudayaan.
Demikian dikatakan Ketua Komisi V Agus Weliyanto kepada wartawan di ruang Komisi V DPRD jalan Diponegoro no 27, Kamis (12/1).
Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan Disparbud, Wahyu Iskandar mengatakan, pihaknya merespon positif atas dukungan Komisi V DPRD Jabar dalam menggerakan kembali kearifan budaya lokal. Program kebudayaan mengedepankan kepentingan komunitas kebudayaan. Selain itu juga akan menyentuh para pelaku seni dan budaya untuk turut serta mendukung program pemerintah.
Beberapa program seperti penyelenggaraan festival sudah berjalan beberapa tahun terakhir. Bahkan, pihaknya menyosialisasikan kebudayaan tersebut hingga ke lingkungan pendidikan. Di Jabar kebudayaan terbagi ke dalam tiga zona yakni zona Cirebon, zona Priangan dan zona Melayu.
“Ruang lingkup kebudayaan ini memang sangat luas, apalagi di Jabar sendiri budaya lokalnya sangat banyak. Tetapi harus kita upayakan bagaimana budaya-budaya tersebut masuk dalam lingkungan masyarakat itu sendiri, misalnya : wilayah Priangan terkenal dengan keramahan masyarakatnya,” tandas Wahyu usai menghadiri rapat kerja dengan Komisi V DPRD Jabar. (San)