GARUT, LJ – Islam dan pancasila adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan karena keduanya bertujuan mewujudkan perdamaian di bumi Negara Kesatuan Republik Indonesia, oleh sebab itu keduanya menjadi bagian dari ruh bangsa Indonesia.
“Yakinlah bahwa pancasila merupakan impelementasi atau turunan dari ajaran Islam melalui ajaran hablun minannas yakni hubungan kepada sesama manusia. Begitu pula melalui ajaran persaudaraan sesama manusia atau ukhuwah basyariyah dan persaudaraan sesama anak bangsa yaitu ukhuwah wathoniyah,” terang anggota MPR RI Fraksi PAN, Haerudin, S.Ag MH saat menyampaikan sosialisasi empat pilar di Gedung Padepokan Manda Agung Kp Baru Desa Mandalakasih-Pameungpeuk Kabupaten Garut, Selasa, (12/12/2017).
Menurutnya, mengamalkan pancasila adalah bagian dari ibadah yang sesuai dengan ajaran Islam dan mengamalkan Islam adalah bentuk pengabdian dan kesetiaan kepada bangsa Indonesia. Sebaliknya, melanggar ketentuan Pancasila dapat melanggar nilai-nilai dari ajaran Islam dan tidak melaksanakan Islam adalah pengkhianatan kepada bangsa Indonesia.
Ia juga menyampaikan bahwa bangsa tanpa nilai akan rapuh, pancasila merupakan nilai yang tumbuh dan hidup di nusantara. Lebih dari itu, pancasila dinilainya cara pandang yang merupakan konsep turunan dari segala sistem credo sistem sosial.
“Jika nilai ini tidak dipupuk dan dikembangkan dalam semangat kebangsaan maka akan pudar dan akan tak bermakna. Sistem norma ini seyogyanya menjadi kesadaran kebangsaan kita. Dan jika tidak menjadi menjadi kesadaran kebangsaan maka bagaikan jasad tanpa ruh,” paparnya dihadapan ratusan warga yang mengikuti acara.
Ditambahkan anggota legislatif yang terpilih dari dapil Jabar XI ini, jika ruhnya hilang maka kehidupan kebangsaan sedang menuju ruang akhir yang mengakhiri sejarah bangsa. Maka itu ia mengingatkan nilai etik dan moral pada pancasila sesungguhnya berasal dari nilai-nilai tradisi dan agama itu sendiri yang tentu saja musti disempurnakan dengan imbangan nilai-nilai kemanusiaan modern seperti yang dimaktub dalam deklarasi HAM.
“Untuk mengembangkan nilai-nilai pancasila dan memadukannya dengan agama, diperlukan usaha yang cukup keras. Salah satunya kita harus memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Selain itu, kita juga harus mempunyai kemauan yang keras guna mewujudkan negara Indonesia yang aman, makmur dan nyaman bagi setiap warga negara,” pungkasnya.
Peserta kegiatan yang digagas Paguyuban Peternak Sapi Garut Selatan tersebut didominasi oleh anggota kelompok tani, gapoktan, selain juga warga masyarakat kampung baru. Pada kesempatan itu, hadir pula Ketua Paguyuban Peternak Sapi Garut Selatan, Dudi Kusnadi, Ketua Kelompok Tani Berkah, Dahlan, serta tokoh pemuda Garut Selatan, Kang Endang. (Dent)