BANDUNG LJ – Program Citarum Bersih, Sehat, Indah, dan Lestari (Bestari) digulirkan sejak 2014 dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Program Citarum Bestari sudah banyak menunjukan hasil signifikan, selain program ini menjadi fokus atau unggulan pengelolaan lingkungan hidup Pemprov Jawa Barat.
“Program ini adalah upaya kita untuk menyelesaikan Citarum yang sering kali kotor karena limbah industri dan limbah lainnya. Dengan Citarum Bestari ini, Alhamdulillah di sebagian sungai sudah bisa ditanami ikan, kemudian sampah fisiknya sangat berkurang dibandingkan sebelum ada program ini,” kata Gubernur Jawabarat, Ahmad Heryawan atau Kang Aher.
Dikatakan Kang Aher, agar lebih efektif, Citarum Bestari juga melibatkan perusahaan terutama perusahaan atau pelaku industri yang ada di sekitar Sungai Citarum. Berbagai sosialisasi dan pemahaman kepada para pelaku industri penting agar setiap perusahaan memiliki Instalasi Pengelolaan Limbah (Ipal).
“Kita kerjasama dengan mereka (pelaku industri), sesegera mungkin memperbaiki Ipal, mendayagunakan Ipal, Ipalnya digunakan bukan hanya dibuat. Dan sebagiannya (pelaku industri) ketika masih mem-bandel juga, law enforcement,” tuturnya.
Dari sisi penegakkan hukum, Pemprov Jawa Barat juga membentuk Satuan Manunggal Satu Atap (Samsat) untuk Citarum. Unsur yang ada di dalam Samsat Citarum ini yaitu aparat Pemprov Jawa Barat, Pemkab/Pemkot terkait, Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, Kepolisian Jawa Barat, TNI, juga BBWS (unsur Pemerintah Pusat).
“Sungai ini (Citarum) mengaliri 420 ribu hektar sawah, yang menjadi sumber pangan masyarakat Jawa Barat termasuk Jakarta. 18 persen hasil pangan (nasional) berasal dari Jawa Barat dan 12 persen (persawahan) diantaranya diairi oleh Citarum. Juga listrik yang didayagunakan lewat air (Citarum) itu ada 2.500 megawatt listrik dengan PLTA terbesar di Indonesia,” pungkasnya.
Selain itu, Citarum Bestari juga melibatkan masyarakat desa di sekitar bantaran Sungai Citarum. Pelibatan masyarakat ini disebut Ecovillage atau desa berbudaya lingkungan. Ada 277 desa terlibat dalam program ini, 190 desa diantaranya ada di Cekungan Bandung yang langsung berhubungan dengan Citarum.
Ecovillage ini merekrut sebagian masyarakat desa (ecovillager) sebagai kader dan relawan Citarum. Mereka dilatih dan diberikan pemahaman tentang lingkungan yang wajib disebarkan luaskan pengetahuan dan pemahaman yang telah mereka miliki kepada masyarakat lain.
“Hasilnya, Alhamdulillah sungai-sungai lebih bersih, kemudian tempat-tempat sampah yang biasa hadir di tepi sungai sudah tidak ada, tempat-tempat sampah di pinggiran sungai sudah jadi taman. Kemudian sejumlah sungai sudah bersih dan karena bersih kemudian bisa ditanami ikan, sehingga tempat-tempat pembuangan sampah atau sungai-sungai yang dulu penuh dengan pembuangan sampah, sekarang sudah penuh dengan ikan,” pungkas. (San/ZOBB)