
KAB. GARUT, LINTAS JABAR – Anggota MPR RI Muhammad Hoerudin Amin, S.Ag., MH mengatakan bahwa ruang lingkup dari mata pelajaran Pendidikan Pancasila memiliki empat elemen kunci beserta capaiannya yang dikeluarkan oleh Kemendikbudristek dalam Kurikulum Merdeka 2022.
Hal tersebut dinilainya sebagai upaya menanamkan nasionalisme mengacu dalam nilai-nilai Pancasila pada capaian pembelajaran Pendidikan Pancasila elemen yaitu: Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI BSKAP (2022).
“Setiap elemen ini memiliki materi yang dapat meningkatkan sikap nasionalisme pada siswa gerenasi muda. Namun kencenderungan yang terjadi pada generasi muda seolah-olah acuh tak acuh dengan pejuang pahlawan yang tidak memahami hakikat manusia sebagai mahkluk yang berbangsa dan bernegara,” ujar Hoerudin saat Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Kawasan Garut Kota Kabupaten Garut, Rabu 12 Maret 2025.
Dikatakannya, masalah pada era globalalisasi yaitu krisis nasionalisme di kalangan generasi muda, munculnya pemahaman radikalisme berupa pemahaman sekelompok orang yang ingin perubahan tatanan sosial dan politik dengan mengunakan cara kekerasan sehingga menghadirkan intoleransi yang tidak memiliki tenggang rasa dan terkikis sikap nasionalisme warga negara khususnya generasi muda.
Oleh karenanya, legislator Fraksi PAN ini memandang, pendidikan adalah kunci untuk menumbuhkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila yang sesuai dengan tujuan Pendidikan nasional.
“Pancasila merupakan leitmotive atau dorongan pokok dan leitstar atau bintang petunjuk jalan. Tidak adanya leitmotive dan leitstar Pancasila, akan menimbulkan kekuasan negara yang menyimpang,” tegas anggota Komisi X DPR RI ini.
Bangsa Indonesia sudah diajarkan dasar ideologi Pancasila yang menerapkan melalui pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan mata pelajaran yang didalamnya menjelaskan nilai-nilai Pancasila guna untuk membentuk suatu karakter (kepribadian) seseorang.
“Saat ini Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di sekolah berganti nama menjadi Pendidikan Pancasila. Mata pelajaran Pendidikan Pancasila merupakan pembelajaran yang berpegang pada lima sila,” pungkasnya. (*)